Dulu Tertinggal, Ditangan Bos Urip Desa Sidajaya Subang Semakin Maju

Subang–Pembangunan kini berawal dari Desa. Sebuah desa di Subang, bernama Desa Wisata Sidajaya, tepatnya lembur Cigarukgak, sudah mencontohkan. Berawal digerakan oleh tokoh Urip Soeprianto, atau yang akrab disapa Bos Urip. Desa tersebut kini beranjak menuju Desa Mandiri.

Alumni Akpol Tahun 86, Tejo Subagyo, berkunjung ke Desa Sidajaya, pada Senin (17/02/25). Ia mengemukakan, langkah Bos Urip memajukan Desa Sidajaya merupakan langkah konkret. Dimulai dari peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan penyaluran kerja, hingga pembangunan infrastruktur.

“Ini jarang, ya, ada di desa lain. Langkah Bos Urip membawa ide-ide baru sudah tepat,” kata Tejo, yang pernah menjabat Kapolsek Bandara Soekarno-Hatta.

Tejo Subagyo menilai langkah yang dilakukan Bos Urip sebagai inovasi yang jarang ditemukan di desa lain. Menurutnya, program pelatihan keterampilan dan penyaluran tenaga kerja yang diinisiasi Bos Urip telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Ini jarang, ya, ada di desa lain. Seperti disini ada balai latihan kerja dan menyalurkan ke pabrik-pabrik. Sehingga lambat laun disini tidak ada pengangguran lagi,” terang Tejo.

Tejo mengungkapkan, ia telah lima kali mengunjungi Sidajaya. Setiap kali datang, ia selalu melihat perkembangan yang signifikan. Ia menyoroti perubahan besar, seperti tersedianya fasilitas umum yang lebih baik dibanding sebelumnya.

“Dulu, 4-5 tahun lalu di sini belum ada lampu penerangan jalan. Sekarang, lihat saja, jalanan sudah terang di malam hari. Saya melihat sekolah-sekolah menyatu dengan ide-ide Bos Urip. Perubahan itu nyata dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tambahnya.

“Mudah-mudahan masyarakat selalu kompak dengan ide-ide Bos Urip untuk mensejahterakan masyarakat. Mudah-mudahan desa lain di Indonesia meniru desa ini. Swadaya, non APBD,” lanjutnya.

Bos Urip bukan sekadar tokoh penggerak desa, tetapi juga sosok yang memiliki visi untuk menjadikan Sidajaya sebagai desa mandiri. Program yang digagasnya tidak hanya berhenti pada infrastruktur dan pelatihan kerja, tetapi juga mencakup pengembangan sektor wisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Saya lihat ada 62 ribu (pengangguran di Subang). Minimal saya berbuat, meski selubang jarum. Bahwa kita masih punya riwayat sejarah hidup,” kata Bos Urip.

Dengan statusnya sebagai Desa Wisata, Sidajaya kini menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah. Keindahan alamnya dipadukan dengan konsep wisata berbasis edukasi dan budaya, menjadikan desa ini sebagai contoh sukses pembangunan berbasis masyarakat.

Keberhasilan Sidajaya dalam berkembang tentu tidak terlepas dari peran serta warganya yang aktif dalam mendukung program-program desa. Sinergi antara pemimpin lokal seperti Bos Urip dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan perubahan nyata.

“Saya target dari Cibogo ada PJU hingga Cipunagara. Saya juga bangun dua jalur jalan. Sebagai mitigasi 20-30 tahun ini, akan dikepung kawasan industri,” lanjut Urip.

Ke depan, Bos Urip dan masyarakat Sidajaya terus berupaya untuk menjadikan desa mereka sebagai model percontohan bagi desa lain di Subang. Urip berkeinginan, masyarakat berdaya dan menjadi penggerak kesejahteraan.

Dengan pendekatan pembangunan berbasis komunitas, Desa Wisata Sidajaya membuktikan bahwa kemajuan dapat dimulai dari desa, dengan inovasi dan kerja sama yang kuat.

“Masyarakat harus berdaya. Artinya, apa yang kita lihat ada pelatihan kerja disitu. Gratis,” pungkasnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *