Elon Musk Kantongi Rp16.600 Triliun dari Tesla, Setara Lima Kali APBN Indonesia

Sumber foto: kompas.com

JAKARTA — Elon Musk kembali mengguncang dunia bisnis global. Tesla Inc resmi mengesahkan paket kompensasi senilai US$1 triliun atau sekitar Rp16.600 triliun, angka fantastis yang lima kali lipat dari APBN Indonesia 2025 senilai Rp3.325 triliun.

Persetujuan ini muncul setelah mayoritas pemegang saham Tesla menyetujui rencana kompensasi kinerja jangka panjang Musk. Mengutip Reuters 6 November 2025, lebih dari 75 persen pemegang saham mendukung keputusan itu.

Paket tersebut bukan pembayaran tunai langsung, melainkan opsi saham berbasis kinerja. Musk baru menerima penuh nilai itu jika Tesla mencapai target besar dalam sepuluh tahun.

Targetnya meliputi kenaikan valuasi Tesla dari US$1 triliun menjadi US$8,5 triliun, penjualan puluhan juta kendaraan listrik, dan peluncuran layanan robotaxi serta robot humanoid Optimus.

Menurut Business Insider 10 Oktober 2025, investor Cathie Wood optimistis paket tersebut akan lolos dengan suara telak. Ia menilai Musk layak memperoleh imbalan besar atas pencapaian Tesla.

Meski begitu, kritik datang dari sejumlah lembaga penasihat investasi seperti Glass Lewis dan Institutional Shareholder Services (ISS). Mereka menilai paket itu berlebihan dan berpotensi mengencerkan saham investor kecil.

Musk menanggapi kritik dengan tegas. “Siapa pun yang menentang kesepakatan ini adalah teroris korporat,” ujarnya dalam wawancara dengan New York Post 23 September 2025.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, nilai kompensasi Musk setara dengan lima kali anggaran belanja negara. Namun, nilai itu masih bersifat potensial, bukan tunai.

Analis pasar modal Arief Budiman menjelaskan, “Paket seperti ini lazim di perusahaan teknologi besar. Nilainya tinggi, tapi berbasis target kinerja ekstrem.”

Bagi Tesla, langkah ini memperkuat posisi Musk sebagai motor inovasi. Bagi publik global, kesepakatan ini memicu debat tentang kesenjangan gaji eksekutif dan tata kelola perusahaan modern.

Elon Musk kini bukan sekadar CEO otomotif listrik. Ia menjadi simbol ambisi tanpa batas dalam kapitalisme teknologi abad ini. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *