Magelang – cluetoday.com | Perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu menghadirkan satu momen yang paling dinanti: festival lampion. Ribuan cahaya yang terbang perlahan ke langit malam bukan sekadar pertunjukan visual, tapi simbol harapan, kedamaian, dan refleksi spiritual.
Setiap tahun, umat Buddha dari berbagai penjuru berkumpul di pelataran Candi Borobudur untuk menjalankan rangkaian prosesi Trisuci Waisak. Setelah ritual suci selesai, langit Magelang berubah menjadi lautan cahaya. Lampion-lampion diterbangkan dengan doa dan niat baik untuk seluruh makhluk.
“Setiap lampion yang terbang membawa harapan akan dunia yang damai dan penuh kasih sayang,” ujar salah satu bhikkhu yang memimpin jalannya prosesi.
Bukan Sekadar Tradisi, Tapi Pengingat Spiritual
Pelepasan lampion dalam perayaan Waisak telah menjadi ikon dan magnet tersendiri. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk menyaksikan keindahan visualnya, tapi juga untuk merasakan kekuatan spiritual dari momen tersebut.
Dari pengambilan api abadi di Mrapen, air suci dari Umbul Jumprit, hingga pradaksina mengelilingi Borobudur, semua dijalankan dalam suasana khidmat. Festival lampion menjadi penutup yang menyatukan makna spiritual dan pengalaman estetik.
Borobudur Jadi Titik Kumpul Harapan dan Cahaya
Tak hanya umat Buddha, festival ini juga menyedot perhatian wisatawan dari berbagai kalangan dan negara. Candi Borobudur pun menjelma menjadi ruang terbuka penuh cahaya dan kebersamaan, melampaui batas agama dan budaya.
Bagi banyak orang, momen ini menjadi waktu untuk menuliskan harapan, merenung, dan melepaskan energi positif ke alam semesta.(clue)
Baca juga : Empat Pemain Berpotensi Absen, Timnas Indonesia Siap Hadapi China di Kualifikasi Piala Dunia
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==