Jayapura – Berita menggembirakan datang dari tanah Papua. Teman-teman kita di sana telah memproduksi sebuah film yang berjudul “Orpa,” dan kini telah merilis poster serta trailer film tersebut.
Dibawah produksi Qun Films, film “Orpa” direncanakan akan tayang perdana di bioskop-bioskop Indonesia pada tanggal 7 September mendatang. Cerita film ini tidak hanya disutradarai oleh Theo Rumansara, tetapi juga ditulis olehnya. Sedangkan peran produksi dipegang oleh Axel Putra, Dani Huda, Giovanni Rahmadeva, Cornelio Sunny, serta produser eksekutif, Axel Putra dan Ismail Basbeth.
Kejutan lainnya adalah rencana roadshow film ini. Untuk merayakan perilisan “Orpa,” tim produksi akan mengunjungi 19 kota di Indonesia. Roadshow ini akan dimulai dari Jayapura, Sorong, Manokwari, Ambon, Kupang, Malang, Makassar, Surabaya, Kediri, Jember, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Semarang, Pekalongan, Balikpapan, Bogor, Lampung, dan Bandung.
Sebelum tayang secara luas di bioskop, film “Orpa” telah mengembara di berbagai festival film internasional. Film ini telah berpartisipasi dalam tujuh festival film di seluruh dunia, termasuk Jogja NETPAC Asian Film Festival di Indonesia, CinemaAsia di Belanda, Zabaikalsky International Film Festival di Rusia, Balinale International Film Festival di Indonesia (memenangkan AICEF Prize), Teens International Film Festival World of Wonders di Kaliningrad, FICDEH International Film Festival For Human Rights di Kolombia, dan Middlebury New Filmmakers Festival di Amerika Serikat.
Kisah produksi “Orpa” dimulai dengan sayembara “Jendela Papua.” Sayembara ini mencari empat pembuat film terbaik dari Papua yang akan berkolaborasi dalam produksi satu film panjang. Keempat pemenang sayembara ini telah menjalani pelatihan intensif selama satu minggu di Jakarta, di bawah bimbingan mentor dan penulis naskah profesional terkemuka di Indonesia. Dari keempat ide cerita yang dihasilkan, akhirnya cerita karya Theo Rumansara yang terpilih.
Film “Orpa” mengisahkan tentang Orpa, seorang gadis Papua berusia 16 tahun, yang dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang pria kaya dari Jayapura. Namun, Orpa tidak ingin hanya menjadi ibu rumah tangga. Dia kabur pada suatu malam untuk mengejar mimpinya bersekolah di Wamena dan mempelajari efek medis dari tanaman Papua.
Dalam perjalanan, dia bertemu dengan Ryan, seorang calon musisi berusia 28 tahun dari Jakarta, yang bersedia membantunya mencapai Wamena. Hubungan persahabatan mereka semakin erat seiring dengan waktu yang mereka habiskan bersama. Namun, perjalanan mereka tidaklah mudah, karena mereka dikejar oleh ayah Orpa dan desa yang salah mengartikan tindakan Ryan sebagai pelarian dari kasus pembunuhan.