JAKARTA – Hamas menyatakan telah menyetujui pembebasan 10 tahanan Israel untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Namun, kelompok pejuang Palestina tersebut memperingatkan bahwa negosiasi gencatan senjata yang tengah berjalan sulit mencapai kesepakatan. Hal ini karena tindakan dari pihak Israel. Pernyataan Hamas yang disampaikan pada Rabu (9/7/2025) itu muncul di tengah laporan bahwa pasukan Israel menewaskan sedikitnya 74 orang di Gaza.
Donald Trump, Presiden AS yang berperan sebagai salah satu mediator dalam perundingan, kembali menyatakan harapannya agar gencatan senjata segera terealisasi. Di sisi lain, Hamas menyampaikan bahwa perundingan tersebut mencakup beberapa poin krusial. Seperti pengiriman bantuan yang sangat diperlukan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, serta jaminan konkret untuk tercapainya gencatan senjata yang permanen.
Di sisi lain, Taher al-Nunu sebagai pejabat Hamas menyatakan bahwa kelompoknya menerima proposal gencatan senjata terbaru dan bersedia memberikan fleksibilitas yang dibutuhkan. Guna melindungi rakyatnya dan menghentikan tindakan genosida. Serta memungkinkan bantuan masuk dan disalurkan secara bebas dan bermartabat kepada rakyat hingga konflik benar-benar usai.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa wilayah-wilayah yang menjadi sasaran pasukan Israel dalam fase pertama gencatan senjata harus dirancang sedemikian rupa. Agar tidak mengganggu kehidupan warga Palestina dan sekaligus membuka peluang bagi fase kedua negosiasi.
Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pembebasan Tahanan
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyampaikan bahwa kemungkinan tercapainya gencatan senjata di Gaza cukup besar. Saat berada di Gedung Putih untuk bertemu dengan Donald Trump pada pekan ini. Namun, pernyataan terbarunya justru mengurangi optimisme terhadap hal tersebut.
“Namun ada kemungkinan besar kita akan mencapai penyelesaian, kesepakatan dalam bentuk apa pun, minggu ini dan mungkin minggu depan jika tidak,” ujar Benjamin Netanyahu, sebagaimana di lansir dari Al Jazeera, pada Kamis (10/7/2025).
Selanjutnya, Eyal Zamir, Panglima Militer Israel, menyampaikan dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi bahwa situasi saat ini telah memungkinkan tercapainya kesepakatan. Mencakup pembebasan 10 tawanan yang masih hidup serta pemulangan sembilan jenazah.
Serta, walaupun ada kemungkinan gencatan senjata, pasukan Israel masih terus melancarkan serangan ke berbagai wilayah di kantong tersebut. Menyebabkan sedikitnya 74 korban tewas pada hari Rabu. Dari jumlah itu, 8 orang meninggal saat menunggu bantuan makanan di titik distribusi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, total warga Palestina yang tewas di area GHF telah melebihi 770 orang.(clue)