JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok tajam pada perdagangan Senin (8/9/2025) siang, hanya beberapa jam setelah Presiden Prabowo Subianto resmi mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan. Keputusan politik yang mengejutkan ini langsung memicu kepanikan di pasar modal.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG di tutup melemah 3,8% ke level 6.450, dengan kapitalisasi pasar berkurang lebih dari Rp250 triliun dalam sehari.
Saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, hingga BBNI terjun bebas, sementara sektor energi dan komoditas ikut tertekan.
Kepala Riset PT Bahana Sekuritas, Arief Gunawan, menilai pencopotan Sri Mulyani memberi sinyal ketidakpastian arah kebijakan fiskal.
“Pasar kehilangan figur yang selama ini dipercaya menjaga disiplin anggaran dan menjaga hubungan dengan investor global. Ini memicu aksi jual masif, terutama dari investor asing,” ujar Arief.
Data BEI mencatat, pada sesi pertama perdagangan hari ini investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp4,2 triliun, terbesar dalam tiga bulan terakhir.
Analis senior dari Samuel Sekuritas, Maya Lestari, menambahkan bahwa Sri Mulyani di anggap sebagai jangkar stabilitas keuangan Indonesia.
“Beliau punya kredibilitas internasional. Saat tiba-tiba dicopot, sentimen pasar langsung negatif. Investor butuh kepastian siapa pengganti beliau dan arah kebijakan ke depan,” katanya.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan pasar dan berkoordinasi dengan Bank Indonesia serta Kementerian Keuangan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
“Kami imbau investor tidak panik. Fundamental ekonomi Indonesia masih kuat,” kata Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi. (clue)