Asep Rochman Dimyati (ARD). Namanya tak asing dalam benak masyarakat Subang. Pria 49 tahun ini, merupakan keturunan dari pembesar Subang, Raden Rangga Martayudha. Hidup pada 1800-an di masa pengusaha perkebunan asal Belanda, Hoffland.
ARD kecil duduk dibangku SD Negeri Panglejar tahun 1981 hingga 1988. Ia melanjutkan pendidikan SMP di SMP Pasundan Subang lulus tahun 1991. SD hingga SMP, ditempuh di Subang. Memasuki SMA, ARD hijrah ke Bandung. Dari tahun 1992 hingga 1994 bersekolah di SMA Taman Siswa Bandung.
Tak berhenti di jenjang SMA. ARD melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. ARD dua kali duduk berkuliah. Pertama, menempuh pendidikan D-3 Teknik Informatika di Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia – Jepang (LPKIJ) pada tahun 1994-1997. Tak hanya itu, ARD kuliah S-1 di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung 2014-2018.
Menurut ARD, pendidikan sangat penting. Melalui pendidikan pula, menurut ARD, akan meningkatkan kualitas diri. Sehingga bisa membawa kesejahteraan dan kesempatan bekerja yang lebih luas.
“Pendidikan itu penting. Saya selalu memprioritaskan pendidikan untuk kualitas SDM,” ungkap ARD.
ARD pun melanjutkan pendidikan magister di dua kampus sekaligus. Magister Hukum Uninus Bandung tahun 2018-2020 dan Magister Administrasi Publik Universitas Pasundan (Unpas) Bandung.
Rekam jejak ARD menempuh pendidikan tersebut menjadi dasar dirinya dalam menyusun visi pembangunan pendidikan di Subang. Dengan diusung NasDem, PKB, dan PPP, ARD bersama Lina Marliana maju di Pilkada Subang.
Salah satu yang disorot ARD adalah pendididikan vokasi di Subang. Menurutnya, pendidikan vokasi di Subang perlu diperbaiki kualitasnya. Selain perbaikan kurikulum, perbaikan fasilitas dan akses praktikum ke dunia industri menjadi prioritas pasangan yang mendaku disebut ASLINA ini.
Kualitas pendidikan vokasi akan berdampak kepada kualitas anak muda, Millenial dan Zillenial yang memdominasi demografi Subang. Bagi pasangan ASLINA, anak muda penting diperhatikan masa depannya karena akan menentukan maju atau tidaknya Subang di tengah arus masifnya investasi dan industrialisasi.
Pendidikan vokasi yang ada di Subang, perlu ditingkatkan kualitas kurikulum dan sarana laboratorium praktik. Agar relevan dan terbangun link-match dengan industri. Sehingga anak muda Subang mampu masuk ke industri, terutama industri high-tech.
“SMK dan Perguruan Tinggi di Subang harus membangun kurikulum yang sesuai dengan perkembangan industri atau dunia usaha. Kita jangan tertinggal dari daerah lain,” jelas ARD. (cep/clue)