JIMAT-AKU Janjikan Konsep Kampanye yang Berbeda Dibanding Pilkada Lalu

SUBANG–Ketua Tim Pemenangan Jimat-Aku, Neng Farah, menjanjikan konsep kampanye yang berbeda dibanding gelaran Pilkada-pilkada sebelumnya.

Farah yang juga Ketua DPD PAN Subang ini menjelaskan, sejumlah konsep kampanye pada Pilpres 14 Februari lalu, akan diturunkan di Pilkada Subang.

“Kemarin di Pilpres ada konsep kampanye yang berbeda (Desak Anies, Gemoy, penetrasi kampanye di Tiktok), kita akan bawa ke Subang, menyasar anak-anak muda,” ujar Farah di sela pendaftaran ke KPU, Rabu (28/08/24).

Posisi Farah yang menjadi anggota DPR RI termuda, kelahiran tahun 1996, menurutnya akan membawa perubahan metode kampanye yang lebih segar dan sesuai minat kaum muda.

“Saya kan bagian dari anak muda. Pasti akan berbeda, tunggu saja politik riang gembira,” ucap Farah seraya tersenyum.

Data KPU Subang, dari 1,1 juta daftar pemilih tetap (DPT) di Pemilu kemarin, 13 persen adalah pemilih muda. Berpotensi meningkat.

Media sosial menjadi sarana efektif politisi melakukan propaganda politik. Salah satu aplikasinya adalah TikTok (The Conversation, 2022).

Data dari We Are Social, pengguna TikTok di Indonesia tahun 2023, mencapai 106 juta. Kedua paling banyak di dunia. Pemenang Pilpres, Prabowo-Gibran, memanfaatkan secara masif TikTok.

Analisis media dari Drone Emprit menghitung, pasangan Gemoy memiliki 1,2 miliyar interaksi (jumlah Like, komentar, View, dan share) di TikTok.

Selain media sosial, model kampanye “Desak Anies”, “Prabowo Gemoy”, Ganjar-Mahfud menginap di rumah warga, mewarnai kampanye pada Pilpres kemarin.

Menjelang akhir masa kampanye, catatan Drone Emprit, terjadi perebutan perhatian dari dua tren antara “Desak Anies” dan “Gemoy”. Perubahan signifikan dalam jumlah mention menunjukkan pergeseran preferensi dan minat masyarakat dalam mengikuti kedua program tersebut.

Jumlah mention untuk “Desak Anies” hingga mencapai 35 ribu mention menunjukkan bahwa program ini berhasil menarik perhatian publik dan menciptakan buzz yang besar di media sosial atau platform lainnya.

Menurut penelitian Fajar Satriyawan Wahyudi dan Muhammad Irham Firdaus (2024), kemungkinan besar, faktor-faktor seperti konten yang menarik, partisipasi langsung dari Anies Baswedan, serta relevansi isu-isu yang dibahas berhasil memperkuat posisi “Desak Anies” sebagai salah satu program yang paling diperbincangkan menjelang pemilihan umum. (cep/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *