Kabar Duka, Petugas KPPS Meninggal Di Tengah Riuh Pemilu

Kabar duka ditengah Pemilu 2024. Ketua KPPS dan anggota KPPS di beberapa daerah diketahui meninggal dunia pada Rabu (14/2) saat menjalankan tugasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Cluetoday, terdapat 6 anggota KPPS yang meninggal sebelum dan saat hari pencoblosan. Penyebab meninggalnya KPPS ini diduga akibat kelelahan dan kecelakaan. Berikut kelima anggota KPPS yang gugur:

1.⁠ ⁠Rita Setyaningsih (41) meninggal pada Senin (12/2/24). Menurut keterangan sang suami, Rita kelelahan setelah mengikuti rapat. Ia juga memiliki riwayat hipertensi.

2.⁠ ⁠Wahyu Jatmiko (43), ketua KPPS di Wonosobo, Jawa Tengah meninggal pada Minggu (11/2/2024). Ia meninggal saat mempersiapkan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) di Perum Purnamandala, Kelurahan Bumireso. Korban diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes sebelumnya.

3.⁠ ⁠Dua anggota KPPS di Kebumen, Jawa Tengah, meninggal akibat kecelakaan pada Sabtu (10/2/2024). Korban meninggal setelah motor yang dikendarai menabrak truk di Jalan Raya Karanganyar-Gombong.

4.⁠ ⁠Peristiwa serupa juga menimpa seorang anggota KPPS di Ponorogo, Jawa Timur, Danang Aryan Saputra (20). Ia meninggal bersama seorang rekannya setelah motor yang dikendarai terlibat tabrakan dengan pikap di Desa Ngraket, Kecamatan Balong.

5. Sementara itu, saat hari H pencoblosan, dua orang petugas KPPS meninggal dunia, yaitu Satriawan (44) di Kabupaten Tangerang, Banten dan Dul Hanan (50) di Banyuwangi, Jawa Timur. Keduanya dilaporkan meninggal diduga akibat kelelahan.

“Iya, betul. Ada petugas KPPS dilaporkan meninggal, dari informasi yang kami terima meninggal pada pukul 19.30 WIB,” kata dr. Salwah, Kepala Puskesmas Pasar Kemis, dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, petugas KPPS ini tidak sadarkan diri saat penghitungan suara. Kemudian dibawa ke fasilitas kesehatan, kondisinya semakin kritis hingga akhirnya meninggal.

Dul Hanan (50) merupakan ketua KPPS di TPS 18 Singojuruh, Banyuwangi. Ia meninggal setelah penghitungan suara Capres-Cawapres. Setelah penghitungan suara, dirinya mengeluhkan pusing dan sesak napas.

“Ia meminta untuk diantarkan ke puskesmas. Ketika berada di puskesmas, napasnya tersenggal-tersenggal, kian memburuk. Teman-teman PPK juga menjeguk. Tak lama setelah itu, meninggal,” kata Anggota PPS Singojuruh, Banyuwangi. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *