BALI- Keluarga Aldi Nababan menyatakan tidak terima atas hasil autopsy dari dokter forensic RS Bhayangkara Medan yang dibeberkan Polresta Denpasar Bali di konferensi pers terkait hasil autopsi Aldi Nababan, mahasiswa salah satu perguruan tinggi pariwisata di Bali yang ditemukan tewas di kamar kosan pada Sabtu (18/11/2023) lalu.
Pada Kamis (14/12/2023) sekitar pukul 13.20 WIB, kakak Aldi Nababan dalam akun instagramnya @monalisanababan nampak kecewa dengan mempertanyakan keadilan untuk adiknya. Monalisa juga meminta kepada Kapolri untuk memberikan keadilan pada keluarganya.
“Dimana keadilan di negeri ini ? Dimana keadilan untuk kami rakyat kecil ini ?
tolong Pak Kapolri,” tulisnya dalam unggahan Instagram pribadi.
Monalisa juga menulis, bahwa dalam keterangan Polresta Denpasar Bali di konferensi pers tersebut Aldi Nababan dinyatakan tewas karena gantung diri oleh dokter forensik RS Bhayangkara Medan. Dalam tulisannya di unggahan Instagram, Monalisa menilai pihak kepolisian tidak serius dalam menangani kasus kematian Aldi Nababan.
“Saya MONALISA NABABAN selaku kakak kandung alm tidak terima atas keputusan ini karena sejak awal POLISI di Bali tidak serius menangani kasus adik saya ini, bisa dibuktikan dari hasil olah TKP yang tidak menyeluruh yang menimbulkan banyak kejanggalan. Dan dari hasil kunjungan pengacara keluarga kami Kamaruddin Simanjuntak dan tim yang mendapati bahwa POLSEK KUTA SELATAN DAN POLRESTA DENPASAR tidak ada bertanggungjawab atas kasus ini. Tidak ada yang bisa dijumpai untuk diminta keterangan resmi, hanya ada polisi di kantor yang bahkan tidak tau adanya kejadian ini,” tulis Monalisa dalam keterangan foto yang diunggahnya.
Dalam unggahan tersebut, nampak Monalisa memberikan keterangan setiap slide foto yang dia unggah. Menurutnya ada beberapa kejanggalan yang terlihat jelas dari foto dan video yang didapat oleh pihak keluarga Aldi Nababan.
Berikut keterangan foto Monalisa Nababan di unggahan Instagram miliknya:
Foto Slide 2 : 18 November 2023 pukul 09.20 WIT
Keadaan alm masih bisa dikenali, kulit normal dengan jelas terlihat banyak lebam di wajah dan tangan. Darah mengalir dari hidung, mulut, dan kelamin. Engsel siku tangan bergeser, kaki menekuk dan telapak kaki menyentuh lantai.
Alm masih lengkap memakai celana, baju dan topi.
Foto slide 3,4,5 : 18 November 2023 pukul 11.20 WIT
Alm dibawa pakai kantong jenazah menggunakan ambulance relawan (bukan ambulance polisi).
Kantong jenazah dibuka dengan kondisi alm sudah tidak memakai pakaian dan sudah tidak bisa dikenali karena sesuai pernyataan dokter forensik sanglah bahwa mereka menerima jenazah pukul 11.20 sudah dalam keadaan membusuk yang ditandai dengan kulit yang sudah menghitam seperti gosong dan kulit mengelupas.
Dari jam 9.20 sampai 11.20, jenazah alm ada dimana ?
Apa langsung bisa membusuk hanya selang waktu 2 jam ?
Slide 6,7,8 : Kondisi Kost
Banyak kejanggalan yang ditemukan pengacara kami Kamaruddin Simanjuntak dan tim saat berkunjung ke TKP yang di paparkan lengkap di live facebook Poltakparningotan Silitonga yang sudah saya share kembali di facebook Monalisa Nababan. Dimana terdapat kejanggalan :
1. Tidak ditemukan kursi atau pijakan apapun di dalam kamar kost yang dapat memungkinkan alm mengikatkan tali ke sela ventilasi diatas pintu.
Sebelumnya pihak keluarga menduga banyak kejanggalan yang terjadi dalam kasus tewasnya Aldi Nababan. Keluarga sempat menolak autopsi di Bali dan akhirnya memilih menyetujui autopsi jenazah Aldi Nababan di RS Bhayangkara Medan.
“Iya, diduga dibunuh dengan sadis, (padahal) adik saya tidak pernah menceritakan ada masalah ke keluarga, karena kita selalu berkomunikasi dengan adik saya. Adik saya berkuliah di Elizabeth International, Bali. Adik kami di kampus dikenal baik, sopan,” tegas Monalisa.
Aldi Sahilatua Nababan, seorang mahasiswa yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kamar kosnya di Nusa Dua, Bali, pada Sabtu (18/11/2023).
Informasi mengenai kematian Aldi pertama kali diterima oleh kakak korban, Monalisa, dari pihak kepolisian Bali pada hari yang sama.
Jenazah Aldi ditemukan dengan kondisi tragis, terlilit tali, kaki menapak pada lantai, dan tubuh bersandar di pintu kamar kosnya.
Tubuhnya dikabarkan mengalami pembengkakan, kelamin rusak, serta mengeluarkan darah dari hidung, mulut, dan kulitnya.
Monalisa menerima pemberitahuan kematian adiknya pada pukul 09.00 WITA, di hari kejadian. Dengan gemetar, ia menggambarkan foto jasad adiknya yang penuh luka dan darah saat berada di rumah sakit Bhayangkara Medan pada Rabu (22/11/2023).
“Kita melihat ada foto dari rumah sakit, ternyata adik saya itu kamarnya (kos) penuh dengan darah, kelaminnya rusak. Terus mengeluarkan darah di hidung, mulut, dan badannya semua memar,” ungkap Monalisa.
Sementara itu, pada November lalu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, menegaskan bahwa gelar perkara akan segera dilakukan setelah hasil autopsi disampaikan oleh RS Bhayangkara Medan.
“Dan gelar perkara akan dilakukan setelah hasil Autopsi dikeluarkan oleh Rumah sakit Bhayangkara TK II Medan dan rencana akan dilanjutkan dengan konferensi pers,” ujar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan.
Autopsi terhadap jenazah Aldi Sahilatua Nababan dilaksanakan pada Rabu, 22 November 2023, dan saat ini kepolisian Bali sedang menunggu hasilnya dari tim dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan.
Di samping itu, Penyidik Sat Reskrim Polresta dan Polsek Kuta Selatan juga telah memeriksa enam saksi terkait kasus ini.
Para saksi tersebut melibatkan pemilik kos atau pemilik kamar kos, anak pemilik kos, dua tetangga kos, satu teman korban, dan tukang servis kunci. (clue)