Kala Masjid Al-Mukhlisin jadi “Saksi” Kehangatan Warga Pamanukan Sambut Rombongan Thudong

Saat rombongan Thudong disambut para siswa di pelataran Masjid Al-Mukhlisin, Pamanukan. Rabu (23/04/25). Foto: C.M. Yusup/Cluetoday.

Subang–Sambutan hangat, penuh lapang hati, terasa kala 38 Bhante tiba di pelataran Masjid Al-Mukhlisin, Pamanukan. Tempat ibadah umat Islam ini, menjadi saksi rombongan tokoh spiritual umat Buddha disambut meriah dengan alunan lagu dari warga dan tim Marching Band SMK Darul Maarif.

Rombongan Bhante ini, sedang melakukan perjalanan Thudong dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Mereka singgah semalam untuk istirahat di Vihara satu-satunya yang ada di Subang, yakni Vihara Sila Persada Pamanukan, Rabu (23/04/25).

Rencananya, rombongan Thudong akan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki pada esok harinya.

Warga Pamanukan, M. Syarif, terlihat antusias saat menyambut rombongan Thudong. Ia mengeluarkan telepon genggamnya (HP) untuk mengabadikan rombongan Thudong dengan kamera di HP-Nya.

Baginya, ini kali kedua menyambut Thudong. Setelah sebelumnya, pada tahun 2023. “Saya selalu semangat menyambut mereka. Jadi momen belajar toleransi dan kegigihan tekad dari para Bhante,” ujar M. Yarif.

Camat Pamanukan, Vino Subriadi, saat menerima plakat dari perwakilan Bhante Thudong. Foto: C. M. Yusup/Cluetoday.

Camat Pamanukan, Vino Subriadi menuturkan, singgahnya rombongan Thudong di kecamatan yang ia pimpin, membawa hikmah bagi warganya.

Ia menyebut, jadi momentum meneguhkan semangat toleransi dan kebersamaan antar umat beragama di Pamanukan.

“Semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita berbeda tapi kita tetap bersatu dalam kebhinekaan. Marilah kita tunjukkan keramahan kita penghormatan sebagai tuan rumah,” ujarnya dalam sambutan.

Menurut peserta Thudong asal Indonesia, Bhante Baekhan, Thudong merupakan perjalan spiritual untuk memperdalam keyakinan dan meningkatkan derajat para Bhikku.

“Saat berjalan kaki, sebenarnya para Bhante juga melafalkan doa-doa untuk kebaikan negara, atau kota-kota yang dilewati,” kata Baekhan.

Rombongan Thudong ini berasal dari berbagai negara di Asia. Mereka memulai perjalanan dari Thailand dan diperkirakan sampai di Candi Borobudur sebelum perayaan Waisak.

Selain itu, Thudong juga menjadi ajang mengenalkan keberagaman budaya dan toleransi di Indonesia kepada dunia internasional.

Selama perjalanan, mereka selalu disambut dengan barisan para warga. Hal ini memberikan kesan baik terutama bagi para Bhante dari luarnegeri.

“Di sini kita akan memperkenalkan keberagaman agama di Indonesia, kebudayaan, Bhineka Tunggal Ika, dan toleransi umat Indonesia itu sangat luar biasa,” terang Baekhan.

Di moment singgah rombongan Thudong, terlihat masyarakat dari berbagai agama dan organisasi, menyambut para peserta. Seperti turut hadir pengurus dan kader GP Ansor, DKM Masjid Al-Mukhlisin, Forkopimcam Pamanukan, Laskar Macan Ali.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *