Kian Seksi di Mata Investor, Subang Siap Berbenah Menata Industri

SUBANG – Subang menjadi primadona investasi di Kawasan Rebana. Hingga triwulan pertama 2025, investasi sudah mencapai Rp2,3 trilliun. Hal itu mengukuhkan Subang sebagai “Gate of Investment” di Jawa Barat.

Selain memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Kemudahan Investasi, Subang diperkuat dengan adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) Patimban.

“Subang itu kan sekarang menjadi tujuan investasi di Jawa Barat, karena memang Subang ini punya PSN (Proyek Strategis Nasional). Kemudian, ada kawasan Rebana. Jadi memang investasi jawa barat ini sedang di arahkan ke subang. Gate of investment,” kata Kepala Bidang (Kabid) Investasi, Nelli Sulistiana pada Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, berdirinya pelabuhan Patimban menjadi pemantik bagi para investor untuk mau datang dan berinvestasi di Subang. Terlebih, Subang memiliki kawasan industri dengan infrastruktur yang memadai dan sudah siap menampung para investor. Seperti Suryacipta, Taifa, Inti Jaya dan Komarindo.

“Setelah kita ada PSN Patimban, pergerakan investasi dari mana – mana itu datang ke subang. Contohnya BYD. Di Suryacipta itu sudah ada 6 (perusahaan) yang bergabung sehingga meningkatkan gairah investasi. Subang itu cukup kondusif, investasinya,” lanjutnya.

Tata Ruang dan Konsep Rumah Tumbuh

Dengan berdirinya berbagai perusahaan, Subang harus berbenah dari segi tata ruang. Nelli menyebut, saat ini perusahaan sudah di arahkan untuk berdiri di kawasan industri.

“Kedepannya, perusahaan di subang itu harus di kawasan industry sesuai dengan Kemenperin. Satu untuk memudahkan pemantauan, yang kedua untuk menghindari konflik masyarakat, amdalnya juga disitu akan disatukan, tinggal PBG dan SLF,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah sudah mengonsepkan tentang pembangunan rumah tumbuh agar Subang semakin tertata dan tidak semrawut.

“Setelah kawasan, kita juga akan ada pengaturan untuk rumah tumbuh di sekitar kawasan supaya tidak kumuh, perumahan – perumahan yang ada seperti kos – kosan dan sebagainya,” katanya.

Ia menyebut, hal – hal menyangkut investasi, tata ruang dan tata kota menjadi tugas bersama agar terus mempertahankan iklim investasi yang kondusif.

“Jadi investasi meningkat itu bukan hanya peran DPMPTSP tapi juga peran yang lain,”ujarnya.

Kolaborasi Industri BUMD dan UMKM

Meningkatnya investasi juga bukan soal tata ruang, tapi bagaimana menumbuhkan ekonomi yang merata. Beruntungnya, selain Perda tentang kemudahan investasi, Subang memiliki Perda Nomor 2 tentang Optimalisasi BUMD. Harapannya, industri dan BUMD dan bekerja sama dengan UMKM yang ada di Subang.

“Kemudian, setiap investasi juga harus bermitra dengan UMKM, Kita ingin memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Seperti contoh Global Diari Alami mereka itu berkonsentrasi di Feed Milk, pabrik susu, dimana disana ada sapinya, dimana sapinya memerlukan pakan ternak, dan dikerjasamakan pakan ternak itu dengan koperasi tulus bawah,” katanya.

Ia berharap, semua industri besar yang ada di Subang dapat merangkul dan bekerja sama dengan UMKM agar terjalin sinergi yang optimal.

“Jadi kita bersinergi antara BUMN, BUMD, UMKM supaya pembangunan ini merata,” pungkasnya.(clue)

Baca juga : PAD Subang Rendah, 71 Persen Kemampuan Fiskal Bergantung APBN

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *