Subang, Bojong Jaya – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Universitas Subang Kelompok 26 menggelar kegiatan edukasi bertema “Sekolah Anti-Bullying” di SDN Dipatiukur, Desa Bojong Jaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Mahasiswa Berdampak – DIKSAINTEK yang bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan (bullying).
Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar dan efektif. Metode sosialisasi mencakup diskusi awal, pre-test, ice breaking, pemaparan materi, sesi tanya jawab, penayangan video edukatif, post-test, dan pembuatan yel-yel. Semua tahapan berlangsung secara berurutan dan tertib sesuai jadwal. Post-test di berikan kepada setiap siswa di akhir kegiatan sebagai bentuk evaluasi untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami pesan anti-bullying.

Hasilnya menunjukkan sebagian besar siswa mampu menjawab dengan tepat, menandakan materi yang di sampaikan dapat di pahami dengan baik dan memberi dampak positif terhadap pemahaman mereka.
Selain itu, penyampaian materi menggunakan bahasa sederhana yang mudah di mengerti, sehingga pesan dapat di terima secara utuh. Interaksi antara pemateri dan siswa berlangsung aktif, dan hasil kegiatan yang memuaskan karena peserta mampu mengulang kembali informasi yang telah mereka terima.
Bulliying Masih Butuh Perhatian Serius
Momen mengharukan terjadi ketika beberapa siswa memberanikan diri untuk bercerita tentang pengalaman mereka menjadi korban bullying. Bahkan, ada yang tak kuasa menahan air mata saat mengungkapkan perasaan dan kejadian yang ia alami. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa bullying masih menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian bersama.
Ketua Kelompok 26 KKNM Universitas Subang, Yuli Maisaroh Sarumpaet menyampaikan bahwa langkah ini bukan hanya pengetahuan, tapi juga ajakan perlindungan.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menciptakan sekolah yang bebas bullying. Anak-anak harus merasa aman, nyaman, dan di hargai di lingkungan belajarnya. Edukasi ini bukan hanya pengetahuan, tapi ajakan untuk saling melindungi dan menghormati,” katanya.
Salah satu siswa, juga mengungkapkan, “Aku pernah di bully, rasanya sedih sekali. Tapi sekarang aku jadi tahu kalau aku tidak sendiri, dan ada cara juga untuk melawan bully,” ungkapnnya.

Kegiatan berakhir dengan komitmen bersama seluruh siswa untuk menjadikan SDN Dipatiukur sebagai Zona Tanpa Bullying. Hal ini menegaskan tekad bersama menciptakan sekolah yang lebih aman dan harmonis.(adv/clue)