Longsor Cipondok, Bencana Terbesar sejak 40 Tahun PDAM Berdiri

SUBANG- Bencana longsor di mata air Cipondok, Kasomalang pada Minggu (7/1/2023) lalu juga berdampak pada distribusi air bersih ke 10 ribu pelanggan Perumda Tirta Rangga Subang (TRS) di tiga kecamatan sekitar.

Bagi Perumda TRS, bencana longsor ini merupakan peristiwa dengan dampak terbesar yang terjadi sejak berdirinya Perumda TRS sejak 40 tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, kerugian yang dialami salah satu BUMD Subang ini ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Direktur Utama Perumda TRS, Lukman Nurhakim mengatakan mata air Cipondok ini digunakan sebagai sumber air yang mengaliri pelanggan di Kecamatan Jalancagak, Cisalak, dan Kasomalang.

“Kerugian sampai miliaran. Infrastruktur yang rusak bernilai sekitar 2,5 miliar rupiah. Kami juga kehilangan pendapatan sebesar 50 juta rupiah per harinya,” ujar Lukman.

Bencana longsor ini otomatis menimbun mata air dan menghancurkan infrastruktur saluran air milik Perumda TRS.

“ Kami mengambil 180 liter perdetik untuk didistribusikan ke tiga kecamatan. Disana terdapat 3 sumur, yaitu sumur 1 sumur 2 sumur 3,” ungkap Lukman.

Dari ketiga sumur yang dimiliki Perumda TRS di kawasan mata air Cipondok, tercatat sumur 2 dan sumur 3 tak terselamatkan. Untungnya masih ada sumur 1 yang bisa selamat dari peristiwa longsor tersebut.

“Kami biasa menyebutnya begitu. Nah sekarang yang terkena itu sumur 2 dan sumur 3. Sumur 1 alhamdulillah selamat, yang hari ini sedang diupayakan bisa diambil kembali sumber airnya,” terang Dirut Perumda TRS kepada Cluetoday.

Untuk penanganan terhentinya pasokan air ke 10 ribu pelanggannya, Perumda TRS langsung bergerak cepat sejak hari pertama longsor terjadi. Tim langsung turun ke TKP dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.

Di hari kedua, Perumda TRS berkoordinasi dengan Pemkab Subang untuk mengakses bantuan pipa dari Kementerian PUPR melalui surat permohonan Bupati Subang.

“Alhamdulillah PUPR merespon cepat juga berdasarkan permohonan melalu Bupati Subang. Perumda Tirtarangga Subang langsung mendapatkan support 200 pipa dari Kementerian PUPR,” jelasnya.

Perumda TRS mendapatkan bantuan pipa 10 inch dan 4 inch. Bantuan ini dirasakan Lukman dan tim sangat berarti untuk memaksimalkan aliran dari sumur yang tersisa.

“Pipa yang kami dapatkan yaitu pipa 10 inch dan 4 inch. Kemudian ada dua langkah yang kami upayakan. Pertama mengambil sumber air dari yang tersisa itu, dari sumur 1 di Cipondok,” terang Lukman.

Ia menambahkan, langkah kedua yang dilakukan adalah menghubungkan jaringan dari wilayah Tanjungsiang ke Cisalak. Langkah ini diambil berdasarkan pertimbangan adanya dua jaringan pipa yang akan didistribusikan ke masyarakat.

“Mungkin dari Tanjungsiang bisa lebih cepat dibanding dari Cipondok. Nanti kami targetkan dua-duanya bisa selesai diwaktu yang bersamaan. Sehingga bisa menambah debit air yang didistribusikan ke wilayah layanan,” lanjutnya.

Sampai hari ini, para pekerja Perumda TRS masih fokus mengerjakan dua titik mata air alternatif, yaitu di sumur 1 Cipondok dan jaringan air dari Tanjungsiang.

Sambil menunggu selesai pengerjaan, Perumda TRS juga menjalankan atau mendistribusikan air tangki dari pagi sampai malam.

Total ada 6 tangki yang berasal dari bantuan berbagai pihak mulai dari PDAM, BPPW atau Kementrian PUPR, BPBD dan berbagai pihak lainnya.

“Terimakasih atas kesabaran para pelanggan menunggu air terdistribusi dan support dari para pihak untuk mengirimkan air tangki ini. Mudah-mudahan di hari Senin bisa kembali terdistribusi air dan kita lakukan proses pemulihan,” ucap Lukman.

Dirut Perumda TRS ini juga mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Pemkab Subang, BPBD, dan semua relawan yang terlibat.

“Terimakasih juga seluruh karyawan Perumda Tirtarangga yang bekerja dari pagi sampai malam memberikan distribusi air bersih pada masyarakat,” tandasnya. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *