Lonjakan Penggunaan Kripto di Bali: Wisatawan dan Digital Nomad Jadi Pendorong Utama

BALI – Bali kini mencatatkan prestasi baru di sektor ekonomi digital. Provinsi ini berhasil masuk dalam 10 besar daerah dengan pengguna kripto terbanyak di Indonesia.

Lonjakan tersebut didorong oleh banyaknya wisatawan asing, komunitas digital nomad, serta regulasi yang mendukung perkembangan aset kripto di Pulau Dewata.

Data ini terungkap dalam acara Coinfest Asia 2025 yang digelar di Nusa Dua, Bali. Platform investasi aset digital Pintu Kemana Saja (PINTU) mengungkapkan, tren penggunaan kripto di Bali melonjak signifikan dalam dua tahun terakhir. Menurut laporan mereka, transaksi kripto di Bali meningkat hingga 35% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Bali memiliki ekosistem yang sangat mendukung pertumbuhan aset digital. Banyak pelaku usaha di sektor pariwisata yang sudah menerima pembayaran dengan kripto, mulai dari kafe, hotel, hingga penyedia jasa transportasi,” ujar Timothy Ronald, Chief Marketing Officer PINTU.

Fenomena ini juga dipicu oleh banyaknya pekerja jarak jauh (digital nomad) yang menjadikan Bali sebagai basis kerja mereka. Dengan gaya hidup yang lekat dengan teknologi, komunitas ini mendorong adopsi kripto untuk transaksi harian maupun investasi.

Selain itu, pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata mulai membuka ruang diskusi untuk menyusun regulasi yang lebih ramah terhadap aset digital. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi ekonomi sekaligus memastikan keamanan transaksi.

Coinfest Asia 2025 yang berlangsung hingga akhir pekan ini diharapkan menjadi wadah pertukaran ide dan peluang bagi pelaku industri, regulator, serta investor untuk mendorong Bali menjadi pusat ekonomi digital dan aset kripto di Asia Tenggara.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Wayan Suantara, menambahkan bahwa pemerintah daerah terus mendorong edukasi dan pemanfaatan teknologi finansial secara aman.

“Kami melihat tren kripto ini sebagai peluang baru bagi Bali. Namun kami juga mengingatkan masyarakat dan pelaku usaha agar selalu mengutamakan keamanan transaksi dan mematuhi aturan yang berlaku,” katanya.

Pelaku usaha lokal pun melihat perkembangan ini sebagai angin segar.

“Dengan banyaknya wisatawan asing yang sudah terbiasa menggunakan kripto, kami merasa perlu mengikuti tren agar bisnis tetap relevan. Kami sudah menerima pembayaran kripto di kafe kami sejak awal tahun ini dan hasilnya cukup positif,” ujar Kadek Surya, pemilik kafe di kawasan Canggu. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *