KADANG kita tidak menyadari, bahwa sebenarnya mental kita tidak sedang baik-baik saja. Tapi tetap merasa sehat. Tidak mau mendapat treatment apa pun. Padahal, orang di sekitar kita menilai kita tidak normal.
Itu gejala yang sering kali tidak disadari. Penderita sakit secara mental rentan untuk mendapatkan pengobatan. Demikian diungkapkan oleh praktisi hipnoterapi Kaka Suminta dalam diskusi di Saung Moreli, Minggu (11/12).
Menurutu Kaka, orang yang sakit mental lebih resisten untuk diobati ketimbang sakit fisik. “Tapi sebenarnya, di dalam tubuh manusia ada mekanisme menyembuhkan diri sendiri. Sepanjang tidak terjadi kerusakan fungsi tubuh,” katanya.
Diskusi itu bertema ‘Mental Segat Generasi Hebbat’. Mengulas berbagai fenomena kesehatan mental yang sering diabaikan. Terutama generasi muda, sering tidak menyadari bahaya penyebab sakit mental. Mulai dari faktor relasi dan pengaruh gadget. Dihadiri sejumlah mahasiswa dan generasi milenial Subang.
Hal itu wajar, kata Kaka, karena sebenarnya manusia akan selalu menghadapi situasi stres. Sedangkan stres terbesar yang dialami manusia yaitu saat lahir. Ia menyebutnya the mother of stress.
“manusia lahir itu stres. yang biasa diberi makan melalui uterus, kemudian harus bernafas dari hidung, makan dari mulut. Sedangkan kepala pun masih tipis pembentukan otak belum maksimal. Itu stress dan tidak nyaman,” paparnya.
Maka, Kaka menyarankan, perlu pembiasaan dan kesadaran diri menghadapi kondisi stres. Selain itu, perlu pamahaman terhadap diri sendiri atau tubuh sendiri.
Jadi gimana, sudah siap menghadapi banyak stres?(clue)