Masa Tenang, Saatnya Meneguhkan Pilihan

Oleh : Cecep Muhamad Yusup

Satu hari jelang pencoblosan suara Pemilu 2024 menjadi momen penting dan menentukan. Pasalnya, logistik pemilu mulai didistribusikan ke level desa bahkan di beberapa daerah sudah sampai ke TPS. Bagi pemilih, momen ini menjadi waktu untuk meneguhkan pilihan sebelum nanti di bilik suara.

Pemilu 2024 didominasi pemilih usia anak muda. Data KPU RI menyebutkan, 52 persen didominasi kalangan anak muda. Dengan rincian Generasi Millenial 33, 6 persen atau sebanyak 68.822.389 dan Generasi Z sebanyak 46.800.161 atau 22,85 persen. Jika dijumlahkan menjadi 115.622.550 jiwa.

Dengan dominasi pemilih anak muda, bagaimana keberpihakan visi-misi ketiga paslon terhadap isu anak muda?

Penelusuran Cluetoday ke dokumen visi-misi para paslon, dalam dokumen visi-misi Paslon 01, menyebut kata “anak muda” sebanyak 3 kali. Paslon 02 menyebut 1 kali. Paslon 03 menyebut 5 kali.

Anies-Muhaimin

Paslon Anies-Muhaimin yang diusung koalisi partai Nasdem, PKS, dan PKB, menyoroti isu anak muda, seperti mental health. Paslon ini punya program edukasi pentingnya kesehatan mental, mendorong penguatan konselor di lembaga pendidikan, hingga fasilititas Puskesmas dan menyediakan layanan konselor daring. Pasangan ini akan menyediakan pusat krisis hotline 24 jam yang terhubung dengan fasilitas kesehatan dan komunitas terkait.

Dalam isu stunting, mereka menargetkan penurunan dari 21, 6 persen (2022) ke 11 persen dengan memberi pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Selain itu, keresahan anak muda yang sulit mendapatkan hunian layak, Anies-Muhaimin memberi jawaban melalui program KPR bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk untuk anak muda yang belum memiliki rumah.

Prabowo-Gibran

Paslon 02 yang diusung partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, memiliki visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”.

Pasangan ini memiliki program memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Menurut Paslon ini, program makan siang gratis bertujuan untuk menurunkan stunting. Dalam dokumen visi-misinya menargetkan 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029.

Isu ekonomi menjadi sorotan. Dengan mengusung keberlanjutan dan inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi, menurutnya sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, termasuk penyediaan pekerjaan yang layak. Salah satunya, mendorong generasi muda perlu masuk dunia kewirausahaan, menghadirkan inovasi, dan memberikan kesempatan pekerjaan bagi banyak orang. Inovasi juga diperlukan dalam pengembangan industri kreatif nasional.

Ganjar-Mahfud

Pasangan yang diusung koalisi PDIP, PPP, Perindo, Hanura mengusung visi “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”.

Isu kesehatan mental masuk dalam visi pasangan ini. Melalui program Layanan Konsultasi Keliling (KOLING), yaitu layanan dari pintu ke pintu untuk memberikan layanan kesehatan dan asistensi rujukan.

Ganjar-Mahfud juga juga berjanji menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik, dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.

Dalam pendidikan, Paslon 02 memiliki program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana melalui penyediaan beasiswa. Selain itu, untuk stimulan kewirausahaan, mereka berjanji akan memberikan anak muda kebijakan afirmasi untuk kemudahan memulai dan mengembangkan usaha.

Partisipasi Pemilih Anak Muda

Dalam survei lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang berjudul “Pemilih Muda Dalam Pemilihan Umum 2024:
Dinamis, Adaptif dan Responsif” menemukan perubahan cara pandang pemilih muda dalam melihat pemimpin yang ideal.

Pada pemilu 2019, karakter merakyat dan sederhana adalah dua faktor yang dianggap paling penting dalam diri pemimpin. Kedua hal ini dianggap lebih penting daripada citra jujur dan anti-korupsi. Survei
tersebut menunjukkan pergeseran yang cukup berarti di mana karakter jujur dan anti-korupsi
menjadi lebih diapresiasi (34,8 persen) ketimbang citra sederhana dan merakyat (15,9 persen). Selain itu faktor pengalaman juga mendapat porsi yang lumayan tinggi (16,8 persen).

Penetrasi media sosial menjadi media anak muda untuk saling terhubung. Mereka yang menyatakan lebih sering mengakses informasi lewat internet daripada televisi juga melaporkan tingkat kritisisme yang lebih tinggi terhadap kinerja pemerintah. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *