Subang– Sungai Cipunagara yang melintasi Pamanukan meluap. Ketinggian muka air sudah mencapai 7 meter. Sungai yang memiliki panjang 147 kilometer ini, mulai meningkat volume airnya sejak Minggu (26/02) malam. Pasalnya, daerah hulu sungai diguyur hujan.
Terlihat di beberapa titik limpasan air mulai menggenangi pemukiman warga pinggir sungai.
Menurut Saiful Bahri, perwakilan BPBD Subang, ketinggian air berpotensi menyebabkan banjir. Pihaknya sudah menerjunkan personel untuk menanggulangi banjir.
“Kita sudah menerunkan personil untuk memberikan arahan kepada warga terdampak,” jelasnya.
Selain personel, BPBD Subang sudah mensiagakan dua buah perahu karet dan dua kendaraan roda empat, terdiri mobil personel dan minibus.
Ia menjelaskan, pihaknya baru menerima dua laporan wilayah terdampak banjir, Desa Bongas dan Mulyasari. Untuk antisipasi terjadinya banjir, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pengungsian.
“Kita sudah menyiapkan pengungsian di bawah jembatan Flyover Pamanukan,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam siaran persnya mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi musim Pancaroba (peralihan).
“Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (25/2/2024).
Mantan Rektor UGM tersebut menjelaskan, musim pancaroba menyebabkan pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, didahului adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. Curah hujan yang lebat dapat menyebabkan bencana hidrometeoroligi, seperti banjir dan tanah longsor.
“Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” jelas dia. (clue)