Merayakan Hari Kopi Internasional: Dari Kopi Tubruk Tua hingga Kopi Arang

YOGYAKARTA — Pagi-pagi sekali, udara kota Yogya sudah hangat dipenuhi aroma kopi. Di sudut angkringan Lek Man, asap putih mengepul dari gelas-gelas kecil. Seorang lelaki paruh baya, dengan gagang penjepit di tangan, mencemplungkan sepotong arang panas ke dalam kopi hitam manis yang baru diseduh.

“Josssss…!” Suara mendesis kecil terdengar ketika arang itu menyentuh cairan panas. Inilah kopi arang, alias kopi joss, satu dari ragam cara menikmati kopi di Indonesia dan menjadi bagian dari perayaan Hari Kopi Internasional tahun ini.

Sementara itu, di warung sederhana di Dusun Karanglo, Kabupaten Klaten, seorang nenek berbaju sarung meracik kopi dengan cara sederhana. Bubuk kopi diseduh langsung dengan air panas — tanpa alat saring — cara klasik kopi tubruk.

“Begini cara nenekku dulu juga menyeduh,” katanya sambil menggoyangkan gelas agar ampas kopi mengendap.

Dalam perayaan Hari Kopi Internasional, dua metode ini, kopi tubruk dan kopi arang bukan hanya soal rasa atau sensasi, tapi tentang warisan budaya, inovasi lokal, dan identitas kopi Nusantara.

Dari Warung Kecil ke Simbol Budaya: Kopi Tubruk

Kopi tubruk adalah metode seduh tertua di Indonesia. Bubuk kopi kasar dituangkan langsung ke air panas, tanpa alat saring, dan biarkan ampas mengendap sendirian di dasar gelas.

Menurut catatan Majalah Otten Coffee, kata tubruk berasal dari bahasa Jawa yang berarti “bertabrakan”. Menggambarkan bagaimana air panas menuang langsung ke bubuk kopi.

Di warung Waris, Tulungagung, kopi tubruk masih dijual dengan harga sangat murah, kurang dari Rp 3.000 per gelas.

Di sisi antropologi budaya, Dr. Agus Sudibyo dari Universitas Gadjah Mada menyebut kopi tubruk sebagai “media sosial tradisional”, karena fungsinya dalam merajut interaksi antar generasi dalam suasana santai.

“Enggak butuh alat mahal, enggak repot. Tapi nikmatnya terasa sampai ke hati,” ujar Siti, pemilik warung di Klaten, ketika saya cicipi kopi tubruk racikannya.

Pada perayaan Hari Kopi Internasional nanti, warung-warang kopi tradisional di Jawa, Sumatra, dan Bali diundang untuk menampilkan varian kopi tubruk mereka — mulai dari campuran gula merah, kopi robusta lokal, hingga versi single origin kelas atas.

Kopi Arang (“Kopi Joss”): Sensasi Memukau & Kontroversi

Kalau kopi tubruk menyiratkan kesederhanaan, kopi arang membawa keunikan dan sensasi dramatis. Kopi joss adalah kopi hitam manis yang ditambahkan arang panas ke dalam gelasnya. Arang itu berbuih, mendesis, dan menghasilkan suara “joss” — sehingga nama kopi ini melekat.

Menurut catatan, kopi joss lahir di angkringan Lek Man, Yogyakarta, pada 1960-an. Karena pada masa itu, pemilik kedai kesulitan memanaskan kopi ulang, ia melemparkan arang ke dalam gelas kopi — dan secara tak sengaja menemukan sensasi dan rasa baru yang disukai banyak orang.

Salah satu penjual kopi joss di Jogja, Pak Lik Man (nama kedai: Angkringan Lek Man), dalam liputan Great Big Story menjelaskan bahwa ide ini muncul dari improvisasi sehari-hari.

“Awalnya untuk panaskan kopi lagi, tapi kok rasanya malah enak,” katanya.

Penggemar kopi joss menyebut bahwa arang dapat menyerap sebagian keasaman kopi dan kafein, sehingga kopi terasa lebih “lunak” bagi lambung.

Namun, ada sisi kontroversialnya. CNN Indonesia memperingatkan bahwa memasukkan arang panas ke dalam kopi bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti larutan logam berat dari arang, jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

“Saya memang jual kopi joss buat sensasi. Tapi pelanggan saya sudah tahu risikonya. Kami menggunakan arang kayu bersih dan menjaganya tetap kecil,” ujar Uno, penjaga angkringan di kawasan Wonosari.

Merayakan Keragaman dalam Satu Cangkir

Hari Kopi Internasional bisa jadi momen menyenangkan untuk merayakan kekayaan cara menikmati kopi di Indonesia. Dari kopi tubruk yang sederhana dan merakyat hingga kopi arang yang dramatis dan khas lokal — keduanya menunjukkan bahwa cita rasa kopi Nusantara sangat luas. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *