Netanyahu Tegaskan Target Israel: Pembunuhan Khamenei Disebut Dapat Akhiri Konflik

Jakarta — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali membuat pernyataan kontroversial terkait eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan Iran. Dalam wawancara eksklusif dengan ABC News pada Senin (16/6/2025), Netanyahu menegaskan bahwa pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, diyakini dapat mengakhiri konflik berkepanjangan antara kedua negara.

Melansir dari CNBC Indonesia Netanyahu menyebut bahwa pembunuhan Khamenei tidak akan meningkatkan konflik, tapi akan mengakhirinya. Ia menuduh Khamenei sebagai pemimpin dari rezim berbahaya yang mendorong Iran menuju perang nuklir.

“Itu tidak akan meningkatkan konflik, itu akan mengakhiri konflik,” kata Netanyahu dalam momen wawancara tersebut, yang juga mengutip Anadolu Agency.

Netanyahu menegaskan bahwa langkah-langkah Israel selama ini adalah bentuk pencegahan terhadap agresi yang mereka nilai membahayakan kawasan dan dunia.

Sebelumnya, beredar laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memveto rencana Israel untuk menargetkan Khamenei. Namun, ketika ditanya mengenai hal tersebut, Netanyahu menolak memberikan rincian dan hanya menegaskan bahwa Israel “melakukan apa yang perlu dilakukan,”. Termasuk mengakui bahwa pihaknya telah menargetkan ilmuwan nuklir Iran.

“Saya tidak akan membahas detailnya, tetapi kami telah menargetkan ilmuwan nuklir top mereka,” tambah Netanyahu.

Ketegangan memuncak sejak Jumat pekan lalu ketika Israel meluncurkan serangan udara dan drone secara terkoordinasi ke beberapa titik strategis di Iran. Termasuk fasilitas militer dan nuklir. Teheran pun membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Otoritas Israel mencatat sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran, sementara Iran melaporkan 224 korban jiwa dan lebih dari 1.000 korban luka akibat serangan Israel.

Merespons situasi yang semakin memanas, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin pagi memperbarui peringatan perjalanan bagi warga AS, agar tidak melakukan perjalanan ke Israel, Gaza, dan Tepi Barat karena tingginya risiko keamanan.

Konflik antara Iran dan Israel kini berada di titik paling genting dalam beberapa tahun terakhir, dan pernyataan terbaru Netanyahu diprediksi akan semakin memperkeruh dinamika diplomatik di kawasan Timur Tengah.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *