Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana serangan baru ke Jalur Gaza dalam waktu dekat, dengan target Gaza City dan kamp-kamp pengungsian di pusat wilayah tersebut. Keputusan ini menuai kecaman luas karena berpotensi memperburuk penderitaan jutaan warga Palestina yang sudah menghadapi krisis kemanusiaan.
“Kamp pengungsian adalah rumah sementara bagi mereka yang telah kehilangan segalanya. Menyerang wilayah ini sama saja dengan menyerang jantung kemanusiaan,” ujar perwakilan Palestinian Red Crescent, mengutip dari Al Jazeera.
Hingga kini, lebih dari 38 ribu warga Palestina dilaporkan tewas sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lebih dari 70% fasilitas kesehatan di Gaza hancur atau tidak berfungsi akibat serangan sebelumnya.
“Dengan serangan baru ini, kita berbicara tentang potensi genosida,” kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, menegaskan bahwa blokade Israel telah memicu kelaparan akut di Gaza.
Kritik Internasional dan Aksi Solidaritas
Keputusan Netanyahu memicu protes besar di berbagai belahan dunia. Di London, Jakarta, dan Istanbul, ribuan demonstran turun ke jalan membawa bendera Palestina, menyerukan penghentian agresi militer dan gencatan senjata permanen.
Uni Eropa, Turki, dan Afrika Selatan mengeluarkan pernyataan mengecam rencana Israel, mendesak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional.
Kondisi di Lapangan: Gaza dalam Kepungan
Hingga awal Agustus 2025, Israel menguasai sekitar 75% wilayah Gaza, namun Gaza City dan kamp pengungsian pusat masih berada di bawah kendali Hamas. Warga sipil terjebak di area ini tanpa akses memadai terhadap air bersih, listrik, dan makanan.
UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) melaporkan bahwa lebih dari 1,8 juta orang mengungsi sejak awal serangan, banyak di antaranya kini tinggal di tenda-tenda darurat yang rawan penyakit menular.
Seruan untuk Menghentikan Agresi
Pemerintah Palestina menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan serangan baru gagasan Netanyahu. “Dunia tidak boleh berdiam diri melihat rakyat Palestina dibantai di tanah mereka sendiri,” tegas Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Kepresidenan Palestina. (clue)