Pantura Subang Akan Jadi Kawasan Revitalisasi Budidaya Ikan Nila Salin

Ilustrasi oleh stpbali

SUBANG – Kawasan Pantura Subang dibidik menjadi salah satu wilayah revitalisasi tambak ikan Nila Salin. Ikan tersebut adalah salah tau jenis ikan yang hidup di air payau.

Luas pesisir Pantura Subang  mencapai 13.380,2 hektar (DKP Subang) dan garis pantai 48,20 km (Bappeda Subang,2010). Hal itu menjadi salah satu penunjang untuk pengembangan budidaya.

Direktur Ikan Air Laut Ditjen Perikanan Budidaya KKP, Tinggal Hermawan menyebutkan bahwa program tersebut menjadi bagian dari visi presiden. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan sektor perikanan.

Berangkat dari hal itu, sosialisasi revitalisasi pun berlangsung di Ruang Rapat Bupati Subang pada Senin (10/3/2025).

Revitalisasi Nila Salin Harus Melibatkan Masyarakat

Bupati Subang, Reynaldy menyambut baik program tersebut. Ia menyebut siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat.

Meski demikian, Bupati Subang yang juga disapa Kang Rey tak luput untuk melibatkan masyarakat. Selain harus berdampak positif, menurutnya, masyarakat lebih mengenal wilayahnya. Hal itu akan mendukung keberhasilan program tersebut.

“Kami di daerah adalah juru gedor paling bawah. Insya Allah, apapun program pemerintah pusat, termasuk program Pak Prabowo, akan kami bantu maksimalkan. Tapi yang terpenting, program ini harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar,” kata Kang Rey.

Kang Rey mendorong keterlibatan Kepala Desa sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.  

“Sehebat apapun program, kalau masyarakat tidak terlibat, akan sulit berjalan. Kepala desa paham betul kondisi di lapangan, jadi mereka harus dilibatkan dalam setiap tahap implementasi,” katanya.

Tuntaskan Persoalan Lahan

Meski begitu, permasalahan lahan harus terkaji lebih dalam untuk menghindari potensi konflik di kemudian hari.

“Lahan hutan dan kebun di Subang ini cukup sensitif. Jangan sampai ada masalah yang justru menghambat program ini. Selama tidak merugikan masyarakat dan negara, kami siap mendukung.”

Saat ini, beberapa kondisi tambak terlihat kurang terawat. Melalui program ini, harapannya tambak-tambak yang masih semrawut dapat membaik. Sehingga lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya sudah melihat langsung kondisi tambak di daerah Rawameneng dan Blanakan. Kondisinya memang masih perlu banyak perbaikan. Program ini harus bisa membawa perubahan nyata,” tambahnya.

Selain revitalisasi tambak, program ini juga mencakup industrialisasi dan hilirisasi, sehingga tidak hanya fokus pada produksi ikan, tetapi juga pada pengolahan dan pemasaran.

Sejak tahun 2024, sebanyak 7 Desa telah mengajukan 245 hektar lahan untuk area bubidaya ikan nila salin. Ikan Nila Salin dipilih menjadi salah satu komoditas pengembangan karena dianggap dapat bertahan dalam kondisi payau di area Pantura Subang.(adv/clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/ratusan-hektar-lahan-di-utara-subang-diajukan-jadi-tambak-modern-ikan-nila-salin/

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *