Jakarta – Menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, Pasar Tanah Abang yang biasanya dipadati pembeli justru tampak sepi. Kondisi ini menjadi sorotan karena berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya, di mana pasar ini selalu ramai oleh masyarakat yang berburu pakaian Lebaran.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah toko di lantai 5 Blok A terlihat tutup. Toko yang masih buka pun tak begitu ramai pembeli. Beberapa pedagang menyebut hanya ada sekitar 3-5 pelanggan yang datang untuk memilih busana muslim.
Pedagang Beralih ke Penjualan Online
Mengutip dari CNN Indonesia, guna menyiasati penurunan jumlah pengunjung, sejumlah pedagang mulai beralih ke perdagangan digital. Mereka aktif melakukan live selling di media sosial untuk menarik pembeli dari berbagai daerah.
“Lagi live, Kak,” ujar seorang pedagang sembari memperlihatkan koleksi pakaian kepada audiens di layar ponselnya.
Meski demikian, upaya ini belum sepenuhnya mengimbangi penurunan omzet dari penjualan langsung di kios. Beberapa pedagang juga menawarkan berbagai promo menarik, mulai dari diskon besar hingga bonus pakaian gratis untuk pembelian dalam jumlah tertentu.

Lonjakan Pengunjung Masih Jauh dari Harapan
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, mengungkapkan bahwa ada sedikit peningkatan jumlah pengunjung dibandingkan hari biasa. Namun, tingkat kunjungan masih jauh dari harapan.
“Seharusnya hari-hari ini, beberapa tahun lalu sebelum pandemi, Pasar Tanah Abang sedang sibuk-sibuknya. Tapi sekarang tidak ada lonjakan berarti,” ujar Yasril, Jumat (14/3/2025).
Ia memperkirakan penurunan omzet mencapai 50 persen dibandingkan musim Lebaran sebelum pandemi. Salah satu penyebab utama diduga karena daya beli masyarakat yang masih lemah.
Harapan pada THR dan Stimulus Ekonomi
Para pedagang berharap pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dapat mendongkrak daya beli masyarakat dan membawa lebih banyak pelanggan ke Pasar Tanah Abang. Sejumlah kebijakan pemerintah, seperti pencairan THR ASN dan pekerja swasta pada Maret 2025 serta berbagai stimulus ekonomi lainnya, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor perdagangan.
“Mungkin karena THR belum cair, jadi orang masih menahan belanja. Mudah-mudahan nanti ada peningkatan,” kata Yasril.
Selain itu, pemerintah juga telah mengumumkan berbagai program insentif seperti diskon tarif tol, bantuan sosial, serta subsidi untuk kendaraan listrik dan properti. Harapannya, kombinasi kebijakan ini dapat menjaga daya beli masyarakat dan menghidupkan kembali geliat ekonomi di pusat perdagangan seperti Pasar Tanah Abang.(clue)