Pelatih Persija Heran Kenapa Thom Haye Lebih Pilih Persib

JAKARTA – Perebutan pemain di bursa transfer selalu menyimpan cerita menarik, apalagi jika melibatkan dua klub rival abadi. Persib Bandung sukses mengamankan tanda tangan Thom Haye, gelandang naturalisasi berdarah Belanda yang sebelumnya juga masuk radar Persija Jakarta.

Keputusan tersebut memunculkan tanda tanya besar di tubuh Macan Kemayoran, bahkan pelatih Mauricio Souza secara terbuka mengaku heran mengapa sang pemain lebih memilih Persib.

Souza menuturkan bahwa Persija sejatinya sudah membuka komunikasi dengan Haye sejak lama.

“Memang di awal dia sempat berbicara dengan Persija, tapi saya benar-benar tidak tahu kenapa tidak bisa tercapai. Itu adalah pilihannya,” kata Souza kepada wartawan dalam sesi jumpa pers jelang laga Persija kontra Dewa United.

Pelatih asal Brasil itu menegaskan bahwa dirinya menghormati keputusan Haye, meski secara pribadi merasa kehilangan kesempatan untuk bekerja sama.

“Saya harap dia senang dan bahagia di sana,” tambah Souza, mencoba menutup pernyataannya dengan elegan.

Awal Thom Haye Bergabung

Kabar kedekatan Thom Haye dengan Persija sempat santer terdengar di awal Agustus 2025. Bahkan, sejumlah media menyebutkan bahwa agen pemain tersebut sudah menjalin pembicaraan dengan manajemen Macan Kemayoran.

Namun, tanpa disangka, Persib muncul sebagai pemenang dalam persaingan transfer. Klub berjuluk Maung Bandung itu bergerak cepat dan menawarkan proyek ambisius, termasuk kesempatan tampil di kompetisi Asia.

Di titik inilah keputusan Haye menjadi sorotan. Bagi publik sepak bola Tanah Air, langkah Haye seperti menyalakan kembali rivalitas klasik Persib–Persija, karena pemain yang “hampir merapat ke Jakarta” justru berbalik arah ke Bandung.

Haye sendiri akhirnya buka suara soal pilihannya. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan alasannya memilih Persib bukan semata-mata karena faktor profesional, melainkan lebih kepada ikatan emosional.

“Saya bicara panjang dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Sejak awal, saya sudah merasakan sambutan luar biasa dari Bobotoh. Bahkan sebelum saya resmi bergabung, mereka sudah menunjukkan dukungan di media sosial. Itu berarti banyak bagi saya,” ujar Haye.

Pernyataan ini seakan menjadi kunci. Bagi Haye, fanatisme Bobotoh adalah magnet yang sulit ditolak. Aura dukungan ribuan pasang mata di Stadion Si Jalak Harupat dan Gelora Bandung Lautan Api memberi keyakinan bahwa Persib adalah tempat yang tepat untuk memulai babak baru kariernya.

Keputusan Thom Haye pun menjadi bahan perbincangan di antara Jakmania dan Bobotoh. Jakmania merasa kecewa karena gagal mendapatkan pemain yang sempat dikabarkan dekat dengan Persija. Sementara Bobotoh menyambutnya bak pahlawan baru.

Bagi Mauricio Souza, cerita ini menjadi pelajaran bahwa dalam sepak bola, logika negosiasi bisa kalah oleh faktor emosional.

“Kadang pemain memilih dengan hatinya. Kami menghormati itu, meski tentu kami berharap dia bisa bergabung dengan Persija,” katanya.

Kini, Haye resmi menjadi bagian dari Persib Bandung. Ia akan bahu-membahu dengan kompatriotnya, Eliano Reijnders, untuk memperkuat lini tengah Maung Bandung. Kedatangan dua pemain naturalisasi Belanda ini membuat Persib menjadi salah satu tim dengan komposisi paling mewah di Liga Indonesia musim ini.

Persija Rancang Strategi

Sementara itu, Persija harus kembali merancang ulang strategi transfer mereka. Mauricio Souza masih optimistis timnya tetap kompetitif meski kehilangan kesempatan mendatangkan Haye.

“Kami percaya dengan pemain yang ada. Fokus kami sekarang adalah menatap musim dengan semangat dan kerja keras,” ujarnya.

Kisah Thom Haye adalah contoh nyata bahwa sepak bola bukan hanya soal kontrak dan angka. Kadang, ada faktor yang tak kasatmata—dukungan, atmosfer, dan fanatisme suporter—yang mampu mengubah arah keputusan seorang pemain. Dan kali ini, faktor itu berpihak pada Persib Bandung. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *