Pelebaran Jalan Bukanagara, Mimpi Puluhan Tahun Warga yang Diwujudkan Kang Jimat

SUBANG – Seolah menjadi angin segar, warga Cupunagara, Cisalak Subang telah merasakan kemudahan akses jalan Bukanagara yang semakin baik.

Rasa syukur masyarakat Desa Cupunagara tak berhenti mengalir usai jalan tersebut diperbaiki. Pasalnya, sejak selesai dibangun pada 2022 lalu, masyarakat dapat merasakan mulusnya jalan Bukanagara untuk seluruh kegiatan baik mempermudah sektor ekonomi, distribusi perniagaan ataupun menjalankan aktivitas keseharian.

Jalur tersebut memang telah dibuat sejak masa TB Hofland perusahaan P & T Lands, tepatnya oleh tuan tanah Raden Rangga Martayudha untuk jalur pedati di tahun 1847.

Sejak saat itu, selama ratusan tahun jalur tersebut tidak pernah diperbaiki. Batu – batu besar, jalanan sempit dan sulit untuk dilalui membuat masyarakat perlu waktu setidaknya 4 jam untuk melalui jalur itu. Belum lagi, setiap musim penghujan datang, tak jarang warga harus mengambil resiko terjebak lumpur.

Perbaikan di Masa Pemerintahan Jimat

Pada 2019 yang lalu, ketika pemerintahan Ruhimat atau Kang Jimat, masyarakat Cisalak akhirnya menyampaikan keluhannya terkait sulitnya akses jalan Bukanagara.

Kang Jimat yang hadir pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun anggaran 2019 akhirnya menampung aspirasi masyarakat.

Melalui kegiatan tersebut, diputuskan bahwa perbaikan jalan Bukanagara menjadi prioritas pembangunan di bidang infrastruktur.

Akhirnya, tahun 2022 Jimat berhasil membuka jalur alternatif tersebut. Tak hanya diperbaiki, pelebaran jalan juga dilakukan di sepanjang jalur tersebut.

“Sejak puluhan tahun lalu jalan ini tak pernah diperbaiki. Kini dibawah kepemimpinan Jimat – Akur, Alhamdulillah jalan ini selain dilapisi aspal hotmix juga diperlebar. Bagi kami ini sebuah mimpi yang jadi kenyataan, dan ini adalah salah satu bukti Jawara Natanya Subang,” kata Dadang, Warga Cupunagara.

Roda Perekonomian Meningkat

Usai rampungnya proyek jalan tersebut, akomodasi dan beberapa kegiatan distribusi berlangsung lancar. Masyarakat terbantu dengan kemudahan akses tersebut.

Selain membantu masyarakat lokal, diperbaikinya jalur tersebut menarik minat beberapa komunitas yang suka melakukan touring. Jalur yang asri dan kaya akan pemandangan Alam yang hijau berhasil menarik perhatian baik dari mulut ke mulut maupun review sosial media.

“Saya sudah tau dari sosmed (sosial media) maupun teman teman (yang mengatakan) tempat ini bagus untuk dilintasi. Selain menghindari macet di jalur Bandung-Subang juga bisa berwisata di tempat ini,” ucap Erik, pemudik asal Sumedang yang menggunakan jalur Bukanagara sebagai alternatif rute mudiknya.

Dampaknya, warung – warung dan beberapa usaha kecil ikut memanfaatkan dan menambah penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar. Salah satunya adalah spot selfi Teras Pass yang digunakan para pengguna jalan untuk merekam keindahan alam Bukanagara.

Pada masa – masa tertentu, saat jalanan Subang – Lembang sedang padat, jalur tersebut banyak menjadi pilihan pengguna jalan.

Dengan mulusnya jalan Bukanagara usai perbaikan, jalan menuju Subang kota pun menjadi lebih mudah. Disampaikan Dayat (54) yang merupakan warga setempat, sebelumnya masyarakat setempat lebih memiliki untuk berbelanja ke pasar lembang dibandingkan ke Subang. Hal itu dikarenakan jarak tempuh ke Subang bisa memakan waktu hingga 2 jam karena kondisi jalanan yang buruk. Sementara, jarak tempuh menuju lembang hanya 30 menit.

“Ya mudah-mudahan bisa membantu warga, karena selama ini kita yang jadi warga Subang, kalau belanja itu lebih memilih ke Lembang karena lebih dekat dan aksesnya lebih bagus. Ke Lembang hanya 30 menit, kalau ke Subang bisa sampai 2 jam,” kata Dayat

Mempermudah Distribusi Hasil Bumi

Wilayah tersebut juga merupakan wilayah para pembuat gula aren. Masyarakat banyak yang berprofesi sebagai petani dan pembuat gula yang membutuhkan akomodasi untuk melakukan kegiatan ekonominya. Jalan yang mulus akan mempermudah para pelaku usaha untuk menyalurkan dan mendistribusikan hasil bumi.

“Kalau yang tani, jual gula aren, kayu, itu terkendala akses juga. Kalau kendaraan kan masuknya lewat Subang, jadi lebih lama. Padahal di sini cukup banyak yang jadi pembuat gula aren,” katanya.

Perbaikan jalan Bukanagara memberikan dampak signifikan di berbagai sektor. Para pelaku usaha yang mayoritas membutuhkan akses untuk kegiatan perniagaan dapat menghemat waktu dan mengurangi biaya operasional. Beberapa spot wisata dan warung – warung mendorong timbulnya ekosistem ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Hal itu juga menarik minat sejumlah komunitas touring, vlogger maupun reviewer tempat wisata. Jalur Bukanagara terbukti impactful.

Bisa disebut, Jalan Bukanagara adalah salah satu prestasi dan keberhasilan Jimat dalam meningkatkan infrastruktur di Kabupaten Subang.(adv/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *