Pemkab Subang Gelar Simulasi Program Makan Siang Bergizi Gratis

SUBANG–Pemerintah Subang menggelar simulasi Makan Siang Bergizi dan Sehat. SD Negeri Dangdeur I menjadi lokasi pertama ujicoba program. Simulasi tersebut bertujuan agar Subang siap melaksanakan program Makan Siang Bergizi, program Presiden RI terpilih Prabowo-Gibran pada 2025.

Simulasi yang digelar,pada Jum’at (06/09/24) pagi, didanai dari perusahaan anggota Forum BUMD dan BJB Subang. 216 siswa menjadi peserta dalam program simulasi yang rencananya digelar selama satu bulan.

Menurut Kepala BP4D Subang, Iwan Syahrul, pemilihan lokasi SD tersebut berdasarkan tingkat kasus stunting dan kemiskinan ekstrem. Ia juga menjelaskan, program tersebut sudah diproyeksikan dampak yang ingin dicapai. Utamanya dampak ekonomi dan kesehatan.

“Sebelum program dimulai, anak-anak dicek dulu berat badan, tinggi badan dan kadar gizinya. Supaya dampaknya terukur dan terlihat hasilnya,” ungkap Iwan dalam pidato laporannya.

Skema hitungannya, dengan intervensi menu Makan Bergizi Gratis bernilai Rp 15.000, diharapkan mampu membantu perekonomian siswa dan orangtuanya. Sehingga bisa dialihkan untuk kebutuhan esensial lain.

Tak hanya itu. Penyajiannya pun menggunakan wadah Ompreng berbahan stainless stell. Iwan menerangkan, wadah tersebut dipilih untuk mengurangi penggunaan wadah sekali pakai.

“Di daerah lain setelah program selesai, menyisakan sampah. Kita pilih ompreng supaya tidak menimbulkan sampah baru,” terang Iwan.

Penjabat Bupati Subang, Imran, menjelaskan simulasi tersebut sebagai respon pemerintah daerah terhadap visi-misi Presiden RI terpilih. Melalui simulasi tersebut diharapkan bisa muncul skema terbaik pada saat program Makan Bergizi dilaksanakan.

“Saya yakin, ya, yang namanya kebijakan ini pasti akan berjalan. Tinggal kita lihat itu juknis ya, skemanya itu bagaimana,” ucap Imran dengan nada optimis.

Mantan Pj. Bupati Lhouksemawe ini juga memuji peranan BUMD yang mendukung terlaksananya program simulasi. Dirinya menyadari kekuatan fiskal pemerintah daerah tidak mencukupi jika tidak didukung sumber pendanaan lain seperti dari BUMD.

Dirinya juga berharap, program tersebut mampu berdampak selain kesehatan, juga pada prestasi siswa dan memantik geliat ekonomi sekitar.

“Kebijakan yang namanya program itu, baru bisa terlaksana dengan baik, apabila ada kolaborasi kerjasama yang baik, kemitraan yang baik,” jelasnya. (cep/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *