JAKARTA – Pengamat politik Rocky Gerung menilai penetapan status tersangka terhadap Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, bukan sekadar langkah hukum biasa. Ia menilai hal itu sebagai bentuk balas dendam dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang hubungan politiknya dengan Jokowi semakin tajam.
Menurut Rocky, perseteruan antara Jokowi dan Megawati dimulai ketika Megawati menghambat ambisi Jokowi untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode.
“Mega juga menentang dirumuskan satu akal-akalan konstitusi untuk meloloskan Gibran. Mega mempersoalkan banyak hal dan berujung pada pemecatan Jokowi dan keluarganya,” ungkap Rocky, di kanal YouTube pribadinya, Rabu (26/12/2024).
Pemecatan Jokowi beserta anak dan menantunya oleh PDIP menjadi puncak kemarahan Jokowi. Secara psikologis, menurut Rocky, Jokowi merasa tersingkir dalam karir politiknya.
Lebih lanjut, Rocky menilai penetapan tersangka Hasto adalah cara Jokowi menunjukkan kekuatannya kepada Megawati.
“Sebetulnya yang mau ditersangkakan pasti Megawati, tetapi kita poles oleh media massa yang dikendalikan oleh Jokowi bahwa seolah-olah ini peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan kemarahan Jokowi atau kegundahan Jokowi atau dendamnya Jokowi pada Megawati,” ujarnya.
Rocky juga menambahkan bahwa Hasto sebagai Sekjen PDIP sering mengkritik keras Jokowi. Bahkan menjelang akhir masa pemerintahan Jokowi, Hasto mengungkapkan sejumlah keburukan pemerintahan Jokowi, sehingga PDIP sampai meminta maaf kepada publik karena telah melahirkan kader seperti Jokowi.
“Apalagi di dalam metafisika politik Jawa yang sangat dimuliakan oleh Jokowi, dia ingin jadi raja Jawa. Maka sebagai raja, dia tidak boleh dihina, dia tidak boleh dilecehkan, sementara disertasi Hasto itu secara telak menunjukkan bahwa Jokowi di dalam segala macam aspek kekuasaannya itu mengandung sifat-sifat ambisi dan manipulasi,” tutur Rocky.(Clue)