Editorial
Memasuki bulan Agustus, Indonesia bersiap untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-80. Pemerintah segera mengeluarkan arahan untuk mengibarkan bendera merah putih. Biasanya, masyarakat dengan segala kreatifitasnya melakukan dekorasi diberbagai tempat. Baik itu rumah, pengibaran bendera di kendaraan dan fasilitas publik.
Namun ada yang berbeda dengan tahun ini. Alih-alih mengibarkan bendera kebangsaan, masyarakat justru menyerukan untuk mengibarkan bendera Jolly Roger. Yaitu bendera bajak laut yang ada dalam serial anime One Piece.
Hal itu sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah Indonesia yang dinilai semakin menyulitkan masyarakat. Bendera tersebut dianggap menjadi simbol persamaan atas keadaan Indonesia dan cerita fiksi dalam anime tersebut.
Dalam dunia One Piece, pembaca akan diajak untuk berpihak pada perompak atau bajak laut utama yang digambarkan lebih memiliki rasa kemanusiaan daripada pemerintahnya sendiri.
Kisah fiksi yang sebenarnya hanya menceritakan pencarian harta karun, berkembang dan lebih berwarna karena unsur politis, pemerintah yang anti kritik, eksploitasi sumber daya alam, genosida, rasisme hingga penghapusan sejarah kelam.
Beberapa hal dikorelasikan dengan keadaan di Indonesia saat ini.
Negeri Wano dan Eksploitasi Sumber Daya Alam
Dalam dunia One Piece, Negeri Wano adalah salah satu tempat yang indah dan kaya akan sumber daya alam. Mulai dari hasil bumi, laut, hingga tambang. Namun penduduk setempat tak dapat menikmati kekayaan negerinya sendiri karena dieksploitasi oleh pihak swasta yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Masyarakat asli Wano yang tak bisa menjadi budak pemerintah hanya mendapatkan makanan sisa. Bahkan mereka tak bisa mengolah alam karena telah tercemar limbah tambang yang mengeruk sumber daya alam tanpa aturan. Pejabat yang bekerja sama dengan perusahaan tambang akan diberikan kemewahan.
Nepotisme dalam tubuh pertambangan pun kuat. Jabatan – jabatan penting hanya diberikan kepada keluarganya. Sementara masyarakat setempat yang bekerja hanya dijadikan buruh kasar dan buruh pabrik rendahan.

Cerita tersebut mengingatkan masyarakat Indonesia terhadap kasus tambang ilegal di Raja Ampat. Keindahan alam Raja Ampat dan Papua terancam rusak karena eksploitasi perusahaan tambang.
Meskipun pemerintah mencabut izin 4 izin tambang yang bermasalah, pemerintah meloloskan satu perusahaan tambang terbesar dengan dalih sesuai dengan peraturan.
Bahkan, menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa, foto kerusakan lingkungan di Raja Ampat adalah foto hoaks yang tidak sesuai.
“Tadi kalian sudah lihat foto-fotonya itu. Alhamdulillah sesuai dengan Amdal. Sehingga karena itu juga adalah bagian dari aset negara selama kami awasi betul. Arahan Bapak Presiden kami harus awasi betul lingkungannya. Sampai dengan sekarang kami berpandangan tetap akan bisa berjalan,” kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025.
Ohara dan Tragedi Pemerkosaan 1998
Pemerintah tiran dalam One Piece memiliki wewenang kuat dalam menghilangkan sebuah pulau atau etnis yang dianggap bertentangan dengan kehendak pemerintah. Hal itu terjadi di pulau Ohara. Sebuah pulau dengan para ilmuwan dan pusat pengetahuan dunia.
Namun, pemerintah di One Piece memiliki rahasia yang ingin dilupakan dan dihapuskan dalam lembar sejarah. Dinamai “Abad Kekosongan”, hal yang terjadi pada masa tersebut diduga menjadi sejarah kelam pemerintah yang tak boleh diketahui publik.
Akhirnya, pemerintah menghancurkan pulau Ohara, membunuh para ilmuwan dan membakar seluruh buku pengetahuan yang berisi lembar sejarah kelam. Hingga lebih dari 1000 episode, cerita abad kekosongan belum juga terungkap.
Tak hanya abad kekosongan, Tenryubito, yang merupakan pejabat yang dilindungi negara melakukan pemerkosaan terhadap salah satu tokoh yaitu Ginny (Istri seorang pendeta) hingga hamil dan memiliki anak. Namun bukti pemerkosaan tersebut dihilangkan dan kasusnya tak diakui pemerintah.
Pemerintah One Piece menulis ulang sejarah dengan versinya sendiri dan mengubur kebenaran.
Seperti Ohara, Indonesia pun memiliki lembar sejarah berdarah. Penculikan dan pemerkosaan yang terjadi saat Indonesia mengalami krisis di tahun 1998 seolah ingin dihapus pemerintah.
Fadli Zon, Menteri kebudayaan menyatakan bahwa pemerkosaan tersebut tak pernah terjadi karena tak memiliki bukti. Ia bahkan ingin menulis ulang sejarah Indonesia.
“Pemerkosaan massal kata siapa itu? Nggak pernah ada proof-nya. Itu adalah cerita. Kalau ada tunjukkan, ada nggak di dalam buku sejarah itu?,” kata Fadli Zon dalam sebuah wawancara.
Mengutip Tempo, pada Tahun 1998, Bj. Habibie pernah mengeluarkan statement soal pemerkosaan masal yang terjadi.
“Setelah saya mendengar laporan dari ibu-ibu tokoh Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan, dengan bukti-bukti yang nyata dan otentik, mengenai kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk apapun juga di bumi indonesia pada umumnya dan khususnya yang terjadi pada pertengahan bulan Mei 1998, menyatakan penyesalan yang mendalam terhadap terjadinya kekerasan tersebut yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,” kata Habibie.
Makna Kibaran Bendera One Piece
Dalam dunia One Piece, siapapun yang tak berpihak pada pemerintah akan ditangkap atau dijadikan buronan. Pemerintah juga anti kritik dan diperbolehkan melakukan pemusnasnahan bagi siapa saja yang menentang pemerintah.
Makna yang sebenarnya melekat pada bendera One Piece adalah bentuk ironi untuk melawan korupsi, nepotisme, rasisme, tambang ilegal, penghapusan sejarah dan pemerintah yang anti kritik, yang saat ini dinilai sedang terjadi tak hanya dalam dunia One Piece, tapi di Indonesia.(clue)