Peringatan 80 Tahun Bom Hiroshima: Titik Awal Kemerdekaan Indonesia

Jakarta — Tepat 80 tahun sejak bom atom pertama dalam sejarah manusia dijatuhkan di Hiroshima, ribuan orang hari ini kembali menundukkan kepala dalam keheningan. Dalam suasana penuh duka dan perenungan, upacara peringatan yang digelar Pemerintah Hiroshima menjadi pengingat keras betapa mengerikannya dampak perang dan senjata nuklir. Juga secara tidak langsung, menjadi awal dari lahirnya kemerdekaan bagi bangsa-bangsa yang selama ini tertindas, termasuk Indonesia.

Pukul 08.15 pagi waktu setempat, detik-detik bom uranium berjuluk Little Boy menghancurkan kota itu diperingati dengan mengheningkan cipta. Saat itu di tahun 1945, bom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat langsung menewaskan sekitar 78.000 jiwa, menghancurkan pusat militer, dan meluluhlantakkan Hiroshima dalam sekejap.

Walikota Hiroshima Ingatkan Bahayanya Senjata Nuklir

Walikota Hiroshima, Kazumi Matsui (tangkapan layar youtube Hiroshima news)

Selepas keheningan, Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui menyampaikan pidato yang menohok. Ia tidak hanya mengenang tragedi kelam tersebut, tetapi juga memperingatkan dunia akan bahaya tren modern yang kembali memelihara kekuatan militer, termasuk senjata nuklir.

“Di kalangan pemimpin politik dunia, kini muncul keyakinan bahwa kepemilikan senjata nuklir tak terhindarkan untuk melindungi negara masing-masing,” ujar Matsui, mengutip Reuters.

Matsui menyoroti bahwa 90 persen hulu ledak nuklir global saat ini masih dikuasai oleh Amerika Serikat dan Rusia. Ia menyayangkan kenyataan bahwa pelajaran sejarah tampaknya mulai dilupakan.

“Situasi ini tidak hanya mengingkari pelajaran yang telah dipetik komunitas internasional dari sejarah kelam masa lalu, tetapi juga secara serius merusak kerangka kerja yang dibangun demi perdamaian,” tegasnya.

Dalam seruannya yang kuat, Matsui mengajak para pemimpin dunia untuk melihat langsung bekas luka yang ditinggalkan oleh senjata nuklir.

“Kepada seluruh pemimpin dunia: Mohon kunjungi Hiroshima dan saksikan sendiri realita pemboman atom ini,” lanjutnya.

Pesan serupa juga datang dari Yoshikazu Horie, wisatawan berusia 71 tahun yang hadir dalam upacara tersebut.

“Rasanya sejarah semakin terulang. Hal-hal mengerikan terjadi di Eropa… Bahkan, di Jepang dan Asia, situasinya berjalan ke arah yang sama. Ini sangat menakutkan,” ungkap Horie, yang mengaku ingin cucunya bisa hidup damai.

Mengguncang Dunia, Mengubah Sejarah Indonesia

Bom Hiroshima yang dijatuhkan pada 6 Agustus 1945, diikuti oleh bom plutonium di Nagasaki tiga hari kemudian, membuat Jepang tak lagi punya pilihan selain menyerah kepada Sekutu. Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyatakan kekalahan tanpa syarat. Ini bukan hanya kekalahan militer, tetapi juga jatuhnya semangat dan martabat negara yang selama itu menjadi kekuatan kolonial di Asia.

Bagi bangsa Indonesia, kekalahan Jepang membawa angin perubahan. Kekosongan kekuasaan yang muncul antara kekalahan Jepang dan kedatangan kembali Sekutu dimanfaatkan oleh para pejuang kemerdekaan.

Momen itu dimanfaatkan oleh golongan muda yang mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan dua hari setelah Jepang menyatakan menyerah, pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.

Bom yang merenggut puluhan ribu nyawa di Jepang, justru menjadi lonceng kemerdekaan bagi Indonesia.(clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *