Pesan dari Pati: Jangan Pernah Menantang Rakyat, Suara Tegas dari Ribuan Warga Jangan Diremehkan

PATI — Ribuan warga Kabupaten Pati memadati alun-alun kota pada Kamis (14/8/2025) dalam aksi damai yang mengusung pesan tegas: “Jangan Pernah Menantang Rakyat.”

Aksi ini menjadi respons atas kebijakan pemerintah daerah yang di nilai tidak pro-masyarakat, khususnya terkait proyek infrastruktur dan tata kelola lingkungan.

Berdasarkan pantauan lapangan, massa mulai berdatangan sejak pukul 07.30 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster berisi aspirasi, di antaranya bertuliskan “Suara Kami Bukan Hanya Angin Lalu” dan “Pemimpin Ada Karena Rakyat”.

Koordinator aksi, Suyono (45), menyatakan bahwa unjuk rasa ini merupakan puncak dari kekecewaan warga terhadap kebijakan yang di anggap mengabaikan masukan masyarakat.

“Kami tidak melawan pembangunan, tapi kami menolak jika pembangunan itu merugikan rakyat. Pesan kami sederhana: jangan pernah menantang rakyat,” ujar Suyono kepada awak media.

Dukungan Akademisi dan Aktivis

Kemudian, pengamat kebijakan publik dari Universitas Diponegoro, Dr. Arif Santoso, menilai aksi ini sebagai peringatan serius bagi pemerintah daerah.

“Pesan seperti ini sering muncul ketika jalur komunikasi publik terputus. Pemerintah harus membuka ruang dialog yang luas agar konflik tidak membesar,” jelas Arif.

Sementara itu, aktivis lingkungan Pati, Ratna Wulandari, menambahkan bahwa aksi ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga soal martabat warga.

“Ketika pemerintah tidak mau mendengar, rakyat akan turun ke jalan. Ini pesan moral yang kuat,” kata Ratna.

Analisis dan Dampak Politik

Pesan “Jangan Pernah Menantang Rakyat” diprediksi akan menjadi isu politik panas menjelang Pilkada Pati 2025. Beberapa pengamat menyebutkan bahwa suara masyarakat yang terorganisir seperti ini dapat mempengaruhi peta dukungan politik di daerah.

Selain itu, aksi di Pati ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan sinyal keras bahwa pemerintah harus lebih peka terhadap aspirasi masyarakat. Pesan yang bergema dari alun-alun hari ini seolah mengingatkan kembali prinsip demokrasi: kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *