Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya masih menyandera pilot Susi Air warga Selandia Baru, Mark Mehrtens sejak 7 Februari lalu. Pemerintah Indonesia belum berhasil menemukan titik pasti persembunyian KKB bersama sanderea.
Tapi KKB sudah mempublikasikan video. Terlihat Mark disandera KKB dalam keadaan baik. Mereka mengancam akan membunuh sandera jika Pemerintah Indonesia tidak mengakui kemerdekaan Papua. Sekaligus menargetkan penyerangan terhadap warga asing dan pendatang di Papua.
Terutama warga dan penerbangan asing dari Amerika, Uni Eropa, Australia dan New Zealand. Sebab negara itu menurut KKB, adalah pendukung Indonesia melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap Papua.
“Penjajahan di Papua harus diakhiri. Kami sudah mengirimkan pasan negosiasi kemerdekaan kepada Jokowi. Tapi Jokowi keras kepala dan menolak negosiasi,” kata juru bicara KKB, Sebby Sambon kepada media The Sydney Morning Herald, 8 Februari lalu.
KKB juga menetapkan zona perang dan melarang penerbangan ke wilayah Ndugama, Intan Jaya, Puncak Papua, Puncak Jaya, Maybrat dan Pegunungan Bintang.
“Militer dan polisi telah banyak membunuh orang papua. Jadi lebih baik kita duduk bersama untuk negosiasi. Jadi kami melakukan ini dan kami menargetkan menembak para pendatang atau penerbangan atau helicopter,” katanya.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan, pihaknya masih mengutamakan negosiasi untuk menyelamatkan sandera. Menempuh dua cara yaitu menerjunkan tim untuk operasi pembebasan dan negosiasi melalui para tokoh adat dan tokoh agama. Selain itu, dilakukan upaya memutus rantai pasok logistik senjata.
Terpisah, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengungkapkan, TNI memperhatikan standar prosedur. Di antaranya terkait batas waktu penyelamatan.
“Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi apabila tiba waktunya, maka TNI Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah,” kata Saleh dalam keterangan resmi Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kamis (16/2).
“Antara lain penegakan HAM, jadi jangan diragukan apabila nanti tindakan ini dilakukan, kita tidak keluar dari rambu-rambu HAM,” sambungnya.
Siapakah Mark Mehrtens
Mehrtens dilahirkan di Christchurch dan sekolah di International Aviation Academy di Christchurch Airport. Ia bekerja keras untuk keluarganya dan terus berusaha mencari pekerjaan lebih baik.
Mehrtens kemudiab bekerja sekitar 8 tahun dan menikah pada 2012. Lalu pindah bersama istri dan anaknya pada 2016 dan menjadi pilot di Jetstar Airways.
Tiga tahun kemudian, Mark dan keluarganya pindah ke Hongkong bekerja untuk Cathay Dragon. Berhenti di 2020 karena kondisi pandemic Covid-19.
Ia pindah ke Susi Air dan mengambil penerbangan jalur berbahaya dengan landasan pendek di perbukitan. “Ia seorang penyayang keluarga, menempatkan dirinya bekerja penuh resiko untuk mendapatkan uang demi keluarganya,” kata kolega Mark.
Pemerintahs Selandia Baru mengatakan melakukan segala upaya untuk membantu penyelamatan Mark dan mempercayakan kepada pemerintah Indonesia. Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan, melalui kedutaan besar di Jakarta, pemerintahnya melakukan respons cepat terhadap kasus ini dan meminimalisir berpendapat demi keselamatan. (redaksi)