jakarta – Presiden Prabowo Subianto baru saja meluncurkan Layanan Bank Emas pertama di Indonesia. Harapannya, masyarakat dapat beralih untuk menyimpan emas mereka melalui platform yang lebih aman dan terorganisir.
Layanan ini disediakan oleh dua perusahaan besar. Yakni PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Simpan Emas di Bank, Airlangga Ajak Emak – emak Naik Level

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melihat layanan Bank Emas sebagai peluang besar. Terutama untuk masyarakat yang terbiasa menyimpan emas dalam bentuk perhiasan.
“Saya rasa masyarakat hampir semua kan sekarang menyimpan emas dalam bentuk perhiasan. Terutama ibu-ibu,” ujar Airlangga, di The Gade Tower, seperti dikutip Kamis (27/2/2025).
Dia menambahkan, layanan ini akan memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin menyimpan emas dengan lebih praktis.
“Dan dengan adanya Pegadaian, likuiditas sudah bisa dirasakan. Tetapi nanti kalau kita bisa masukkan lagi dalam bentuk deposito emas atau yang lain itu akan lebih likuid lagi,” tuturnya.
Ada 1.800 Ton Emas yang Beredar di Masyarakat
Airlangga juga menyadari potensi besar kepemilikan emas di masyarakat. Berdasarkan data yang dimilikinya, terdapat sekitar 1.800 ton emas yang beredar di masyarakat.
“Ya targetnya tentu kan di masyarakat jumlah emasnya itu besar 1.800 ton. Nah itu kalau di nilai kira-kira kalau nilai sekarang Rp 300 triliun,” ucapnya.
Dengan adanya bank emas ini, Airlangga berharap emas masyarakat dapat termanfaatkan lebih optimal, baik sebagai jaminan, simpanan, atau sumber pembiayaan untuk kebutuhan keluarga.
“Sehingga dengan adanya bank emas ini bisa di kapitalisasi untuk dijadikan jaminan, dijadikan simpanan, bisa menambah sumber-sumber pembiayaan untuk kebutuhan keluarga,” tambahnya.
Emas yang Beredar Sebagian Tersimpan Kurang Baik
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, turut menyoroti potensi besar layanan Bank Emas bagi masyarakat Indonesia.
Erick mencatat bahwa terdapat sekitar 1.800 ton emas yang beredar di masyarakat, sebagian besar bahkan tersimpan dengan cara yang kurang aman.
“Di masyarakat ini juga beredar kurang lebih 1.800 ton emas, ada yang di bawah bantal, bapak, ada yang di toilet di baliknya ada batu bata di masukin ke dalam situ. Itu realitas,” ungkap Erick dalam peluncuran Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Erick berharap, melalui layanan bank emas yang baru ini, masyarakat dapat lebih percaya pada sistem keuangan formal dan menyimpan emas mereka dengan cara yang lebih aman dan terorganisir.
“Kita ingin mengundang mereka untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan yang formal. Nah memang kita harus mulai meyakinkan menggedor mereka Pak bahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka,” tuturnya.
Erick juga menekankan bahwa 1.800 ton emas yang beredar merupakan potensi besar yang perlu pengelolaan dengan baik.
“1.800 (ton emas) ini potensi yang luar biasa, pak, dan di sini tentu pelayanan yang selain yang sudah di paparkan mengenai tabungan emas ini yang akan memudahkan masyarakat untuk mengalirkan bagaimana mereka bisa mulai menjadi bagian perdagangan emas nasional,” jelasnya.
Selain itu, layanan Bank Emas ini juga menawarkan berbagai produk, seperti deposito emas, pembiayaan emas, penitipan emas, dan perdagangan emas langsung.(Clue)
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==