Primkoppol Resor Subang Raih Penghargaan SHU Terbesar di Hari Koperasi ke-78

Tiga Koperasi yang mendapatkan penghargaan. Foto: Cluetoday.

Subang–Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78 tingkat Kabupaten Subang jadi etalase melihat capaian dan perkembangan koperasi di wilayah Subang. 

Dalam kegiatan yang digelar oleh Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Subang, pada Selasa (22/07/25) di Halaman Kantor DKUPP Subang, Jl. KS. Tubun.

Sejumlah koperasi menerima penghargaan atas kontribusi dan kinerjanya selama satu tahun terakhir.

Salah satu penghargaan diraih oleh Primer Koperasi Polres Subang (Primkoppol), yang dinobatkan sebagai koperasi dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) terbesar di Kabupaten Subang. 

Selain Primkoppol, penghargaan juga diberikan kepada Primer Koperasi Kartika Kodim 0605. Koperasi yang berada di lingkungan TNI ini dinilai berhasil melakukan pemulihan dan pembenahan kelembagaan secara cepat.

Sementara itu, penghargaan ketiga diberikan kepada Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) sebagai koperasi cabang yang dianggap memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Subang. 

Kopsyah BMI dinilai aktif menjangkau lapisan masyarakat kecil melalui pembiayaan syariah dan program pemberdayaan ekonomi mikro.

Kepala DKUPP Kabupaten Subang, Bambang, dalam sambutannya menyampaikan bahwa perkembangan koperasi di Subang dalam koridor positif. 

“Koperasi yang sehat dan inovatif adalah pondasi penting bagi ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Koperasi harus sejahterakan rakyat, anggota mereka,” terang Bambang.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebanyak 253 unit Koperasi Desa Merah Putih telah resmi mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), menandakan legalitas dan kesiapan kelembagaan mereka.

“Setelah mendapatkan SK dari Kemenkumham, pelaksanaan operasional koperasi sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing desa,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa model Koperasi Desa Merah Putih ini merupakan strategi untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi di tingkat desa.

Dengan basis potensi lokal, koperasi didorong untuk menjalankan usaha yang relevan seperti pertanian, peternakan, UMKM, maupun jasa simpan pinjam.

Ia berharap koperasi dapat menjadi solusi atas tantangan ekonomi masyarakat, termasuk dalam menghadapi fluktuasi harga kebutuhan pokok dan akses pembiayaan.

“Harapannya, koperasi-koperasi ini bisa mandiri dan berkembang sesuai dengan potensi usaha di wilayahnya,” tutupnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *