Jakarta — Dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan keprihatinannya atas berbagai permasalahan yang masih dihadapi anak-anak Indonesia. Puan berharap momentum HAN tahun ini tidak sekadar menjadi seremoni. Tetapi menjadi pijakan nyata untuk menyelesaikan persoalan serius. Seperti kekerasan terhadap anak, perundungan, gizi buruk, dan stunting yang masih menghantui jutaan anak di tanah air.
Mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, Puan menegaskan bahwa anak-anak Indonesia masih menghadapi ketidakpastian. Dalam hal perlindungan, pendidikan, serta kesehatan. Ia menyoroti belum efektifnya sistem perlindungan anak. Terutama di daerah yang belum memiliki unit layanan anak di tingkat desa dan kelurahan.
Melansir dari Liputan 6, Puan menyebut stunting sebagai bentuk kekerasan struktural yang luput dari perhatian. Ia menegaskan pentingnya intervensi gizi dan sanitasi berbasis komunitas untuk mendukung program Indonesia Bebas Stunting 2030.
“Jutaan anak Indonesia hari ini masih hidup dalam ketidakpastian, mengalami kekerasan, mengalami stunting, tidak mendapat pendidikan berkualitas, dan minim perlindungan sosial. Persoalan ini harus segera dijawab dengan kebijakan yang nyata,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu (23/7/2025) mengutip dari Liputan 6.
Tak hanya itu, Puan turut menyoroti risiko perundungan, kekerasan seksual, hingga diskriminasi yang di hadapi anak-anak di lingkungan fisik maupun digital. Anak-anak di wilayah tertinggal dan keluarga prasejahtera, lanjutnya, juga masih mengalami ketimpangan dalam pendidikan dan layanan sosial. Oleh karena itu, Puan menyerukan agar perlindungan anak masuk dalam kerangka pembangunan nasional dan daerah.
“Maka peringatan Hari Anak Nasional 2025 harus menjadi momentum nyata untuk menuju anak Indonesia bebas dari berbagai ancaman. Baik itu kekerasan, bullying, stunting dan sebagainya. Ini membutuhkan peran semua pemangku kepentingan dan dari masyarakat itu sendiri, lewat saluran apapun,” ujar Puan.(clue)