Puluhan Tahun Tertidur, Singa Subang “Hudang”

Singa Subang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Ungkapan tersebut menganalogikan kebangkitan Persikas Subang saat ini.

Selama 4 tahun terakhir, Persatuan Sepak Bola Kabupaten Subang (Persikas) berhasil bangkit menorehkan beberapa kejuaraan. Persikas melewati masa “puasa” juara selama 32 tahun sejak 1989. Saat itu, tim ini juara 1 Piala Djarum Super Jabar.

Persikas menghilang tanpa kabar kejuaraan setelahnya. Covid – 19 dan rintangan materi menghadang Persikas untuk bangkit.

Dualisme, Noda Hitam di Tubuh PSSI

Pada rentang waktu 2011 – 2012, dunia persepakbolaan bahkan pernah mengalami dualisme. Konflik yang terjadi di dalam tubuh PSSI disebut – sebut sebagai noda hitam PSSI. Pada 2011, terjadi perebutan kekuasaan didalam organisasi yang menaungi sepak bola tanah air. Kompetisi liga Indonesia yaitu Indonesia Super Legue dan Indonesia Premier Legue pernah nobatkan sebagai breakaway legue.

Pada tahun 2010, Ahmad Buchori yang saat ini menjabat sebagai ketua Persikas Subang masih menjadi manajer usia 17 di Persikas Subang. Ia menduduki posisi ketua setahun setelahnya yaitu pada 2011.

Kepada Cluetoday, Ahmad mengaku bahwa dualisme PSSI sangat berdampak bahkan pada club sepak bola kecil sekalipun. Bahkan dampak tersebut masih dirasakan persikas hingga tahun 2016 – 2017.

“Kalo itu karena dualisme PSSI, ada konflik internal yang terjadi di PSSI pusat,” kata Achmad Buchori.

Lapangan Bola Terkunci Pandemi

Tidak hanya sampai disana, Persikas masih belum “siuman” di tahun 2020 hingga pandemi covid menyerang. Kompetisi liga yang baru saja berjalan tiga pekan diberhentikan karena merebaknya virus Covid – 19. Bahkan hal itu bukan saja terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Beberapa agenda penting juga terpaksa ditunda dengan alasan keamanan dari virus tersebut.

Beberapa pertandingan tak dapat diselenggarakan. Media – media olahraga bekerja keras memutar otak untuk mengisi konten agar terus dapat memuaskan konsumennya.

Mereka bekerja sama dengan website catur untuk menayangkan kejuaraan catur dunia dengan judul “Akhirnya Ada Olahraga!”. Hal itu membuktikan bahwa pandemi berdampak nyata pada dunia olahraga di seluruh dunia.

Revitalisasi Stadion Jadi Angin Segar

Setahun setelah kegentingan virus asal China itu, tahun 2021 Persikas menjadi runner up di Development Football Legue. Kejuaraan tersebut memantik semangat persikas yang telah lama tertidur. Bukan hanya itu, kegembiraan berlanjut dengan kabar revitalisasi stadion oleh pemerintah. Stadion yang sudah ada sejak jaman Belanda itu akhirnya akan menjadi proyek revitalisasi.

Hal itu merupakan bentuk dukungan pemerintah Subang terhadap klub sepak bola setelah selama berpuluh – puluh tahun dibiarkan tanpa perubahan. Namun proyek yang menghabiskan dana APBD senilai 2 miliar tersebut hanya meninggalkan tiang – tiang bangunan yang belum selesai.

Persikas tidak berkecil hati, selama 3 tahun berturut – turut Singa Subang kembali merajut asa di gelaran Liga 3 Seri 2 Jawa Barat dan berhasil promosi menuju Liga 3 seri 1 pada tahun 2022.

Beruntungnya tahun 2023 merupakan akhir masa jabatan dari Bupati Jimat – Akur. Bersamaan dengan mega proyek lainnya, pemerintah secara kebut – kebutan merampungkan beberapa proyeknya. Revitalisasi alun – alun, perpustakaan daerah dan stadion persikas.

Stadion Persikas mendapatkan dana sebesar Rp 6,845 milliar dari APBD untuk merampungkan pembangunan. Dengan total anggaran hampir Rp 9 milliar itu, akhirnya stadion persikas memiliki tribun yag cukup baik meski hanya di satu sisi.

Kesempatan berlaga di seri 3 seri 1 Jawa Barat dihajar Persikas dengan kembali menjadi runner up. Melalui pencapaian itu, akhirnya Persikas melenggang ke Liga 3 Nasional di tahun ini.

Kolaborasi Hadapi Soal Materi

Menuju Liga 3 Nasional, Persikas ditunjuk menjadi tuan rumah di babak 80 besar. Menggembirakan memang, tapi Persikas tak punya cukup dana.

Berbicara bola memang tak luput dari pendanaan dan pencarian sponsor. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, para pengurus Persikas yang diketuai oleh Achmad Buchori segera berembuk bicara anggaran.

Dengan menggandeng pihak ketiga, akhirnya klub kota nanas mencari sponsor. Dibutuhkan Rp 2,240 milliar untuk gelaran liga 3 Nasional di Stadion Persikas.

Kabar yang menyebutkan Persikas tak punya daya dukung, seakan ditepis dengan hadirnya 30 sponsor perusahaan yang ikut bahu membahu menyokong perjuangan.

Pemerintah Kabupaten Subang yang saat ini dipimpin oleh Pj. Bupati Imran memberikan dukungan penuh melakukan konsolidasi untuk menyamakan visi misi dengan para pengusaha.

Pemimpin daerah, swasta, dan seluruh tim sama – sama menyuarakan bahwa sepak bola adalah olahraga multilintas, lintas bangsa, lintas agama bahkan lintas politik. Tak ada politisasi sepakbola dan perang kepentingan, Pemerintah, BUMD, BUMN dan perusahaan – perusahaan di Kabupaten Subang akhirnya bersatu menyokong tantangan keuangan singa Subang.

Dengan dukungan tersebut, Liga 3 Nasional babak 80 besar berhasil digelar di Subang. Semangat kebangkitan Persikas memenuhi stadion, bermain di kandang sendiri, persikas membuktikan kehebatannya. Selama melenggang di babak 80 besar, klub dengan 130 ribu supporter itu tak pernah kalah. Persikas melahap setiap lawan yang masuk ke kandang singa.

Poin demi poin gencar dikumpulkan sang Singa Subang di gelaran liga 3 nasional. Persikas terus berusaha mengeluarkan taringnya. Dukungan seluruh elemen, manajemen, sampai keluarga pemain turut menyertai langkah Persikas di Liga 3 Nasional.

Supersub Menaruh Mimpi

Tahun lalu, Ikbar salah satu anggota Supersub menyuarakan mimpinya terhadap Persikas saat mendukung timnya di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (30/12/2023).

“Kita pasti optimis Persikas dapat promosi ke liga 2 karena kita liat Persikas mampu menembus ke laga Final liga 3 seri 1, di tengah segala keterbatasan dan perhatian dari pejabat publik dan pihak-pihak tertentu,” ucap Ikbar dikutip dari detikjabar.com

Berbekal semua mimpi dan kerja keras tim dibelakang layar, Persikas mewujudkan harapan ribuan supporternya dengan terus menciptakan kemenangan di gelaran Liga 3 Nasional.

Pada 4 Juni 2024, anak – anak muda berbaju hitam mulai memenuhi jalanan Subang. Bukan amarah, tapi haru bahagia, bukan demonstrasi tapi penyambutan. Mereka adalah Supersub, supporter setia Persikas Subang yang sedang menyambut kedatangan tim kebanggaan daerah usai melawan Persikab Pasuruan, Persikas pulang membawa promosi Liga 2.

“Ini kekuatan mimpi. Kita punya ‘Allah’. Terimakasih pak PJ dan semua pihak yang mendukung Persikas. Allah hu Akbar, ” pekik takbir Din Gultom, pelatih Persikas.

Pemerintah, swasta, masyarakat dan jagat media menjadi ramai. Kalimat – kalimat “Assalamualaikum Liga 2” memenuhi beranda sosial media masyarakat Subang. Ini hajatnya Persikas, Supersub dan warga Subang.

Melansir dari akun Instagram resminya, Supersub berdiri sejak 07 April 2017. Supersub juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Persikas. Jika persib punya bobotoh, Persikas punya Supersub. Memiliki 15 subkorwil yang tersebar di 30 kecamatan di Kabupaten Subang, Supersub kini berjumlah lebih dari ribuan orang.

Supporter memang selalu membawa semangat bagi para pemain. Achmad Buhori mengatakan bahwa Persikas selalu menjalin komunikasi yang baik dengan suporternya.

“Kuncinya adalah komunikasi, kita terus berkomunikasi baik ketika ada pertandingan. Mereka itu sangat support kepada persikas, dari mulai membeli tiket, melakukan perjalanan untuk mendukung tim, sangat luar biasa,” tutur Ahmad,

Ketua Persikas juga berharap bahwa Supersub akan terus membersamai Persikas seperti yang sudah – sudah.

“Menjadi fanatisme daerah di kabupaten Subang, harapan kita kepada supersub adalah kita maju bersama, bangkit, menjadi supporter yang cerdas,” pungkasnya.

Tantangan dan Target Liga 2 Indonesia

Setelah berhasil promosi ke Liga 2 Indonesia, tentunya menjadi tantangan baru bagi Persikas. Beberapa gebrakan diperlukan untuk bertemu dengan tim – tim hebat lainnya.

Dari mulai kualitas pemain, stadion dan bentuk organisasi juga sudah mulai di tata. Bersama 5 tim lain yang berhasil promosi dari Liga 3, Persikas akan bertemu dengan tim yang bertengger di Liga 2. Tiga tim yang merupakan degradasi dari Liga 1 yaitu Bhayangkara, Persikabo 1973 dan RANS Nusantara juga akan menjadi rival yang berat.

Saat ditanyai mengenai respon pemain, Achmad Buhori menyebutkan mereka harus bersiap diri menghadapi Liga 2.

“Para pemain tentunya merasa senang. Namun mereka juga harus meningkatkan kemampuan skill individu agar tetap dapat bermain di Liga 2 Indonesia,” Kata Achmad.

Para pemain harus meningkatkan kemampuannya, mau tidak mau akan terjadi kompetisi antar para pemain. Persikas yang sudah naik level bahkan telah diincar oleh beberapa pemain asing. Liga 2 memang beda kasta.

“Pemain dari luar sudah banyak, ada juga beberapa pemain asing. Mau tidak mau memang harus ada persaingan dan kompetisi. Para pemain harus meningkatkan kemampuan skill individu,” ujarnya.

Namun, Ahcmad mengatakan dirinya ingin memaksimalkan potensi yang ada dan mempertahankan pemain asal Subang sebanyak mungkin.

“Harapan kita 50 persen asal subang, seperti Ega juga sangat subur melesatkan gol di liga 3 kemarin. Sudah banyak dikenal luas. Sebisa mungkin kita ingin memaksimalkan potensi yang ada,” ungkap Achmad.

Persikas kembali berbenah untuk menghadapi liga 2 Indonesia. Laga tersebut akan menjadi medan pertempuran bagi klub asal kota Nanas itu. Para pengurus mulai mereview, menyusun strategi dan kembali melirik stadion.

Stadion persikas hanya memiliki satu sisi tribun, di gelaran liga 2, tim pengurus tengah bersiap untuk penambahan tribun disisi lain lapangan.

“Insya allah stadion melanjutkan pembangunan tribun timur dan utara,” kata ketua Persikas.

Stadion persikas dulunya merupakan lapangan sepak bola perkebunan yang ada di lahan Pamanoekan & Tjiasem Land atau P&T Lands, sudah ada sejak masa Belanda.

“Dulu itu kan Subang mayoritas adalah lahan Perkebunan milik P&T Land, setiap lahan Perkebunan memang selalu memiliki lapangan bola, dan persikas merupakan lapang bola paling luas. Jadi lapang itu sudah ada sejak jaman Belanda,” tutur Achmad.

Saat ditanya mengenai target Persikas di Liga 2, Achmad Buchori memiliki mimpi yang tidak muluk – muluk. Dirinya berharap segala persiapan lancar baik bagi para pemain, kelayakan stadion hingga materi yang diperlukan. Dirinya berharap Persikas dapat bertahan di liga 2 hingga kurun tertentu untuk kedepannya kembali merangkak tempat yang lebih tinggi lagi.

“Semua boleh bermimpi, namun target saat ini bagi kita adalah bertahan di liga 2 selama 1 hingga 2 tahun kedepan. Baru di tahun ke – 3 kita akan bermimpi yang lebih rasional lagi,” pungkasnya.

Singa Subang yang saat ini telah berhasil dibangkitkan menjadi semangat baru bagi masyarakat Subang. Fanatisme daerah memang menjadi eoforia tersendiri. Ditengah –tengah panasnya kontestasi Pilkada, bola selalu punya tempat untuk memberikan penyegaran. Kegiatan nonton bareng atau nobar bahkan menjadi salah satu bentuk apresiasi dan hiburan.

Berhasil promosi ke Liga 2 tidak menjadi alasan untuk berlama – lama diatas angin. Tantangan didepan akan menjadi medan pertempuran yang tidak mudah bagi Persikas. Namun masyarakat percaya, Singa Subang akan mengaum dengan lantang di gelaran Liga 2 Nasional mendatang.(sin/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *