Pupuk Mahal, Jimat – AKU Luncurkan Program “PETANI SUGIH”

SUBANG – Masyarakat Subang banyak yang berprofesi sebagai petani. Sebagai lumbung padi kedua terbesar di jawa barat, Subang menyumbang ketersediaan pangan yang besar bagi Negara.

Tentunya, Hal itu harus didukung dengan mudahnya ketersediaan pupuk yang memadai bagi para petani.

Melansir dari survey indicator politik pada Juni 2024 lalu, masalah harga pupuk yang terbilang mahal menduduki fokus masyarakat kedua tertinggi setelah harga bahan dasar atau sembako.

Hal itu pula menjadi pertimbangan bagi masyarakat Subang dalam menentukan pemimpinnya di pilkada November mendatang.

Sarim, tokoh petani setempat menyampaikan aspirasinya dalam kunjungan Aceng Kudus di Pagaden Barat.

“Tidak mempersulit pembelian pupuk,” kata Sarim mewakili para petani.

Artinya, yang terjadi dilapangan adalah bukan lagi pupuk yang mahal, tatapi juga sulitnya mendapatkan pupuk tersebut bahkan para petani merasa dipersulit.

Dengan sulitnya para petani memperoleh pupuk, Sarim mengungkapkan adanya pengawalan terhadap pembelian pupuk.

“Meminta pengawalan untuk alokasi pupuk/batuan dari pemerintah,” katanya dengan tegas, Sabtu (21/9/2024).

Pupuk subsidi memang telah tersedia di Subang, namun pembelian tersebut terbatas dan hanya dapat dibeli oleh petani yang memiliki kartu Tani.

“Tidak adanya pembatasan pembelian pupuk,” permohonan Sarim kepada Aceng Kudus, calon wakil bupati Jimat.

Aspirasi tersebut diterima Aceng Kudus. Sebagai politikus yang berasal dari background pertanian, dirinya sangat terbuka dengan aspirasi yang disampaikan.

Masukan dari para petani digarap menjadi program untuk menyelesaikan permasalahan.

Dalam kegiatan Unggulan Jawara, program Jimat-AKU, terdapat program PETANI SUGIH yang diharapkan menjadi solusi bagi kesukitan pupuk di Kabupaten Subang.

“Petani sugih, Menjaga ketersediaan pupuk, benih, dan pestisida bagi petani,” dikutip dari program Unggulan Jawara.

Meski Subang telah siap menjadi Kota metropolitan, Aceng Kudus berharap Subang tetap memiliki para petani modern yang menjadi pertahanan Subang sebagai lumbung padi nasional.

“Saya harap dengan masuknya industri tidak meninggalkan pertanian dan banyak anak muda yang termotivasi menjadi petani,” pungkasnya.(Adv/clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *