JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bakal melanjutkan sidak mendadak ke seluruh bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Langkah ini diambil setelah kunjungannya ke kantor pusat BNI, Senin (29/9/2025), yang sempat menghebohkan publik.
Dalam pernyataannya, Purbaya menyebut inspeksi acak ini bertujuan memastikan dana pemerintah yang ditempatkan di bank Himbara, senilai Rp200 triliun, benar-benar digunakan untuk menyalurkan kredit ke masyarakat dan dunia usaha, bukan untuk spekulasi valuta asing.
“Saya muter-muter saya acak biar mereka kapok. Jadi pas saya datang ke bank itu, yang pertama memastikan mereka bisa menyalurkan kredit itu dan nggak ada masalah,” ujar Purbaya mengutip dari Sindonews Ekonomi, Kamis (2/10/2025).
Purbaya mengingatkan bahwa bank Himbara tidak boleh menggunakan dana negara untuk membeli dolar atau melakukan transaksi yang berpotensi melemahkan nilai tukar Rupiah. Ia menegaskan akan meminta bank-bank membuka data detail posisi valuta asing mereka.
“Uang negara tidak boleh dipakai untuk beli dolar. Itu akan saya cek neraca dan rekening mereka,” tegas Purbaya, mengutip dari Okezone Ekonomi (1/10/2025).
Dari total dana Rp200 triliun yang ditempatkan pemerintah, BNI mendapatkan alokasi sekitar Rp55 triliun. Sidak ke BNI awal pekan lalu disebut sebagai langkah pertama dari serangkaian pengawasan mendadak ke seluruh anggota Himbara lainnya, yakni Bank Mandiri, BRI, dan BTN.
Menurut laporan Herald.id (2/10/2025), Purbaya berencana melakukan inspeksi mendadak secara berkala tanpa pemberitahuan agar pengelolaan dana tetap sesuai dengan fungsi utama, yakni mendukung pembiayaan ekonomi.
Purbaya Tak Akan Campuri Urusan Strategis Bank
Meski demikian, Purbaya menegaskan pemerintah tidak akan terlalu jauh mencampuri kebijakan operasional bank. Menurutnya, Himbara memiliki keleluasaan dalam strategi bisnis. salkan tetap dalam koridor aturan dan menjaga transparansi.
“Saya percaya bank-bank Himbara itu pintar dalam mengelola dana. Saya hanya ingin memastikan dana publik dipakai sesuai tujuan. Bukan untuk hal-hal yang bisa merugikan stabilitas,” kata Purbaya dalam wawancaranya dengan Bloomberg Technoz (2/10/2025).
Langkah sidak ini diharapkan dapat meningkatkan disiplin bank-bank BUMN, mendorong transparansi. Serta menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah tekanan global.
Sementara itu, pengamat perbankan dari Universitas Indonesia, Teguh Santosa, menilai langkah Purbaya sebagai upaya tegas pemerintah.
“Dengan pengawasan mendadak, bank tidak bisa lagi main-main dengan dana publik. Ini bagus untuk menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus stabilitas makro,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (3/10/2025). (clue)