JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penerbitan Patriot Bond Danantara Indonesia langkah strategis dengan risiko rendah. Instrumen investasi tersebut mampu mendukung pembiayaan proyek nasional tanpa membebani keuangan negara secara signifikan.
“Patriot Bond ini menguntungkan bagi Danantara karena memberikan kepastian pembiayaan jangka menengah dengan risiko yang kecil. Dana yang dihimpun akan digunakan untuk proyek-proyek strategis nasional,” ujar Purbaya dikutip dari RMOL pada Kamis 10 Oktober 2025.
Patriot Bond merupakan surat utang khusus yang terbit oleh Danantara Indonesia, guna mendukung pembiayaan proyek energi baru terbarukan (EBT). Pengelolaan sampah menjadi energi (waste-to-energy), serta berbagai proyek transisi energi lainnya.
Berdasarkan data dari The Jakarta Post 2 Oktober 2025, penerbitan Patriot Bond tahap pertama telah berhasil menghimpun dana sekitar Rp50 triliun.
Obligasi terbit dalam dua seri dengan tenor 5 tahun dan 7 tahun, menawarkan hasil tetap sebesar 2 persen per tahun.
Angka ini lebih rendah dari pada imbal hasil obligasi pemerintah yang rata-rata mencapai 5–6 persen. Namun terklaim lebih stabil dan memiliki risiko yang lebih rendah karena terjamin oleh aset Danantara.
Purbaya menjelaskan, keuntungan lain dari Patriot Bond adalah transparansi penggunaan dana serta pengawasan ketat dari pemerintah.
“Sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara, saya memastikan dana dari Patriot Bond digunakan sepenuhnya untuk proyek yang produktif dan berdampak pada masyarakat,” katanya.
Meski demikian, sejumlah ekonom dan pengamat keuangan menilai Patriot Bond masih menyimpan tantangan.
Analis ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti perbedaan tingkat imbal hasil yang cukup jauh dari pada obligasi pemerintah.
Menurut mereka, minat investor terhadap Patriot Bond bisa menurun apabila tidak dengan insentif atau jaminan yang kuat.
Selain itu, lembaga pemantau transisi energi, Transisi Energi Berkeadilan, menilai proyek waste-to-energy yang hadir lewat Patriot Bond perlu pantauan ketat agar tidak menimbulkan dampak lingkungan negatif atau praktik greenwashing.
Mereka menekankan pentingnya audit dan pelaporan publik untuk menjaga akuntabilitas proyek-proyek tersebut.
Kendati demikian, Purbaya tetap optimistis. Ia menilai Patriot Bond merupakan bentuk inovasi pembiayaan yang dapat memperkuat kemandirian ekonomi nasional.
“Ini salah satu cara agar dunia usaha ikut berkontribusi dalam pembangunan. Dengan tata kelola yang baik, manfaatnya bisa besar bagi negara,” tegasnya.
Hingga awal Oktober 2025, Danantara telah menargetkan dana hasil Patriot Bond akan disalurkan untuk beberapa proyek prioritas, termasuk pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di Jawa Barat dan Sulawesi, serta fasilitas pengolahan sampah menjadi energi di wilayah Jabodetabek.
Dengan strategi tersebut, pemerintah berharap Patriot Bond tidak hanya menjadi sumber pendanaan baru, tetapi juga simbol semangat gotong royong nasional dalam membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan. (clue)