Jakarta – Kasus dugaan keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi, kali ini menimpa ratusan siswa dari beberapa sekolah di Kota Bogor, Jawa Barat.
Mengutip dari Kompas, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, total korban mencapai 214 siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG pada 7-10 Mei 2025.
“Total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan dari tanggal 7-10 Mei 2025 secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 214 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/5/2025).
Dari total korban, sebanyak 34 siswa masih di rawat di rumah sakit, sementara 45 siswa menjalani rawat jalan, dan 129 siswa mengalami keluhan ringan. Para siswa yang menjadi korban berasal dari sembilan sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.
Sekolah-sekolah tersebut antara lain TK Bina Insani (25 siswa), SD Bina Insani (10 siswa), SMP Bina Insani (94 siswa), SMA Bina Insani (1 siswa), SDN Kukupu 3 (8 siswa), SDN Kedung Waringin (7 siswa), SDN Kedung Jaya 1 (16 siswa), SDN Kedung Jaya 2 (45 siswa), dan SMP Bina Graha (8 siswa).
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyebutkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Atas kejadian ini Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB),” ujarnya, dikutip dari Radar Surabaya.

Respon Badan Gizi Nasional
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) berencana melakukan evaluasi menyeluruh. Terkait alur penyajian makanan dalam program MBG di setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan bahwa pihaknya tengah menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui sumber masalah.
“Saat ini sumber masalah dalam pendalaman. Kita masih nunggu hasil laboratorium,” kata Dadan dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).
Selain itu, BGN juga berencana meningkatkan uji organoleptik. Yaitu metode penilaian kualitas produk dengan menggunakan pancaindera. Serta melakukan pelatihan rutin bagi petugas dapur SPPG setiap tiga bulan sekali untuk meningkatkan kualitas makanan.
Kasus dugaan keracunan makanan dalam program MBG bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, sejumlah daerah lain seperti Cianjur, Bombana, Sumba Timur, Kertosono, dan Sukoharjo juga mengalami kasus serupa. Menimpa total 1.315 siswa hingga Mei 2025.(clue)
Baca juga : TNI Dilibatkan dalam Pengamanan Kejaksaan: Antara Kolaborasi dan Polemik
follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==