JAKARTA – Saham empat bank besar milik negara mengalami pelemahan dalam perdagangan Kamis (27/2/2025). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan penurunan paling tajam, masing-masing merosot lebih dari 4 persen.
Berdasarkan data perdagangan, saham BMRI turun 5,28 persen ke level Rp 4.660 per lembar, sementara BBRI melemah 4,97 persen ke posisi Rp 3.630. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi 0,23 persen ke Rp 4.340, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) turun 0,56 persen ke Rp 895.

Arus Modal Keluar Jadi Pemicu
Mengutip dari ekonomirepublik, Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pelemahan saham bank BUMN dipicu oleh arus keluar modal (outflow). Faktor utama penyebabnya adalah ketidakpastian politik dan ekonomi domestik.
“Penurunan ini lebih banyak di pengaruhi oleh outflow. Investor masih menunggu kepastian kondisi politik dan ekonomi makro sebelum kembali masuk ke pasar saham,” ujar Nafan, Jumat (28/2/2025).
Selain itu, investor global juga tengah mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman. Seperti emas, dan ke pasar negara maju, terutama Amerika Serikat.
“Investor lebih memilih safe haven seperti emas, yang kini bergerak menuju level US$ 3.000. Di sisi lain, kebijakan Trumponomics 2.0 di AS mendorong arus modal masuk ke pasar modal Amerika,” tambahnya.
Dampak Kebijakan Ekonomi AS
Nafan menjelaskan bahwa kebijakan ekonomi AS saat ini turut mempengaruhi pergerakan modal global.
“Trumponomics mendorong peningkatan output manufaktur dan pengurangan defisit neraca perdagangan. Meski proteksionisme meningkat, kebijakan ini memperkuat daya tarik investasi di AS,” jelasnya.
Dari sisi domestik, pertumbuhan kredit perbankan yang melemah turut menambah tekanan pada saham bank BUMN.
“Kinerja laporan keuangan bank menunjukkan pertumbuhan kredit yang kurang optimal, sehingga investor berspekulasi dan memilih keluar dari saham perbankan,” ungkapnya.
Prospek Saham Perbankan BUMN
Meski mengalami pelemahan, langkah Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan rupiah dan menurunkan suku bunga diyakini dapat mendorong arus masuk investasi ke depannya.
“Jika BI terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar dan menurunkan suku bunga, maka inflow modal bisa kembali meningkat,” ujarnya.
Selain itu, stabilitas politik dan penerapan tata kelola yang baik (good governance) juga menjadi faktor penting dalam menarik kembali kepercayaan investor.
“Selama tata kelola yang baik diterapkan, tanpa intervensi politik atau konflik kepentingan, maka aliran investasi akan kembali stabil,” tegas Nafan.
Ia juga menilai bahwa secara valuasi, saham bank-bank BUMN saat ini tergolong murah dan menarik bagi investor jangka panjang.
“Secara fundamental, harga saham bank BUMN sudah undervalued. Dengan prospek pertumbuhan topline dan bottomline yang masih solid, saham-saham ini tetap layak dipertimbangkan,” pungkasnya.(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/ihsg-mengalami-tekanan-signifikan-akibat-ketegangan-perdagangan-global/
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==