BANDUNG – Sindiran Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman dalam rapat paripurna DPRD Jabar pekan ini tak hanya jadi bahan pembicaraan publik, tapi juga mendapat sorotan dari kalangan akademisi.
Di sisi lain, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi justru menyikapinya dengan enteng: “Itu bercanda aja, mungkin wakil gubernurnya kangen sama sekda,” ujarnya, Sabtu (21/6/2025), usai menghadiri HUT ke-24 Kota Cimahi.
Pernyataan Erwan sebelumnya cukup tajam. Saat menyampaikan pandangan fraksi terhadap Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2024 pada Kamis (19/6), ia mempertanyakan keberadaan Herman secara terbuka.
“Dan juga sakalian tanyakeun, kamana wae sekda,” ucapnya di forum paripurna.
“Selama saya paripurna mewakili Pak Gubernur, belum pernah saudara sekda hadir, dan sekarang pun di kantor enggak pernah ada, coba tanyakan sama yang terhormat anggota DPRD ya, terima kasih.”
Menanggapi itu, Gubernur Dedi menyatakan bahwa Herman sedang menjalankan tugas negara mendampingi Menko PMK Pratikno meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta.
“Ada Menko PMK melihat bencana pergeseran tanah di Purwakarta. Saya harus nugasin siapa? Kalau Menko minimal harus didampingi Sekretaris Daerah,” tegas Dedi.
Dalam klarifikasinya melalui akun Instagram @hermansuryatman, Herman juga menulis:
“Nembi dongkap wangsul ti Pasir Munjul ditugaskeun ku Bapa Aing Kang Dedi Mulyadi ngadampingi kunjungan kerja Pak Menko PMK kangge ningal paska bencana pergeseran tanah di Pasir Munjul.”
Ia menyebut, di wilayah terdampak terdapat 249 jiwa, 83 KK, dan 69 rumah yang mengalami kerusakan. Pemerintah kini tengah mempercepat proses relokasi dan penanganan logistik.
Kata Pengamat Soal Sindiran Wagub
Namun dinamika ini memunculkan reaksi dari kalangan pengamat. Pengamat politik Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Pius Sugeng Prasetyo, menilai pernyataan Wakil Gubernur Jabar itu bisa berdampak buruk terhadap kinerja eksekutif Pemprov Jabar, terlebih karena terlontar dalam forum resmi.
“Prinsipnya, ada tata cara yang pasti sudah dimiliki dan seharusnya ditaati oleh setiap pejabat publik,” kata Pius, Sabtu (21/6/2025).
Menurutnya, secara formal sindiran Erwan memang bisa bermakna sebagai bentuk penegakan disiplin birokrasi. Namun dari sisi waktu dan tempat, pernyataan itu berisiko menciptakan persepsi yang tak seragam.
“Sentilan bisa menampilkan relasi kekuasaan yang mungkin secara formal benar, tapi dari sisi ketepatan bisa menimbulkan permasalahan terkait hubungan kerja dan kinerja,” jelasnya.
Pius juga menilai bahwa situasi ini bisa menjadi bola liar yang merugikan stabilitas pemerintahan.
“Ini bisa multi persepsi. Mungkin bisa dinilai ada ketegasan untuk mendisiplinkan, tapi juga bisa saja faktor yang lain yang multi tafsir,” ujarnya.
Ia menyarankan agar komunikasi antarpemangku jabatan di eksekutif tetap berlangsung secara formal dan kooperatif.
Sementara itu, Gubernur Dedi Mulyadi justru memberikan pujian kepada Herman.
“Sekda Jabar itu cerdas loh. Dia cerdas, pandai mengambil keputusan, dan eksekutor,” ungkapnya.
Menurut Dedi, gaya Herman yang terkesan “lapangan banget” tak lepas dari latar belakangnya.
“Karena ini punya latar belakang pendidikan semi-militer lewat IPDN, pernah ikut wajib militer, pernah jadi Danramil, jadi memang kalimatnya petarung, nah itu gayanya. Jadi memang dia bukan hanya orang administratif, orang lapangan,” tambahnya.
Dari Lurah ke Sekda Jabar: Jejak Karier Herman Suryatman
Nama Herman Suryatman bukan wajah baru dalam dunia birokrasi. Pria kelahiran Sumedang ini memulai karier dari bawah sebagai Lurah Cipameungpeuk usai menyelesaikan pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Sebelumnya, ia sempat berkarier sebagai perwira militer di Kodam IX/Udayana sebelum memilih jalur sipil.
Kariernya terus menanjak. Ia menjabat Camat Jatinunggal, Kepala Bappeda, hingga Kepala Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Sumedang. Herman kemudian masuk ke panggung nasional sebagai pejabat di Kementerian PAN-RB, termasuk sebagai Kepala Biro Hukum dan Humas serta Sekretaris Deputi SDM Aparatur.
Pada 2019, ia kembali ke tanah kelahirannya dan dilantik sebagai Sekda Kabupaten Sumedang. Tak butuh waktu lama, kepemimpinannya melahirkan banyak inovasi dan penghargaan nasional termasuk Piala Adhiguna sebagai ASN Teladan dan Digital Leadership Award.
Puncaknya, pada September 2023, Herman menjabat Penjabat (Pj) Bupati Sumedang. Dalam waktu singkat, ia mampu menjaga stabilitas, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan membawa puluhan penghargaan untuk daerahnya.
Kini, Herman menjabat sebagai Sekda Jawa Barat usai dilantik 1 April 2024.
Sindiran Wagub Erwan berhasil menuai sorotan publik dan memantik reaksi pengamat yang ternilai kurang elegan. Hal ini membuat seolah ada perpecahan di tubuh Pemprov Jabar.(clue)
Baca juga : Pekan Raya Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Konser Musik Berganti Setiap Hari
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==