Wakil Bupati Agus Masykur (Akur) pamit pada 5 November 2023, menyisakan satu bulan masa jabatannya. Sebagai Ketua Partai PKS, Akur harus berusaha mendongkrak suara partainya melalui Pileg. Ia nyaleg DPR RI Dapil Subang-Majalengka-Sumedang (SMS).
Tapi Ruhimat-Kang Jimat, bertahan hingga akhir masa jabatannya 19 Desember 2023. Tidak ikut nyaleg. Di akhir masa jabatannya disambut warga sepanjang jalan pulang ke rumah pribadinya di Cimute, Serangpanjang. Baligo dan spanduk ucapan ‘terimakasih’ untuk Jimat bertebaran.
Kini spanduk, baligo Jimat sudah tidak terlihat. Berganti ribuan baligo dan spanduk para calon presiden dan calon legislatif. Kepemimpinan Subang pun sudah diisi Penjabat Bupati yang ditugaskan dari Kemendagri. Namanya pendek: Imran. Pendidikan terakhir doktor. Tapi punya karir panjang sebagai PNS. Jatan saat ini Sekretaris Dirjen. Imran asli orang Aceh, lama di Bogor.
Sebelum di Subang, Imran menjabat Pj Wali Kota Aceh. Wilayah dengan jumlah penduduk kurang dari 300 ribu jiwa. Yang belakangan ini dipusingkan dengan kedatangan pengungsi Rohingya.
Di Subang, dalam waktu kurang dari satu bulan Imran keliling ke 30 kecamatan. Ia pun mulai memahami potensi-potensi alam Subang. Mulai dari gunung, sawah hingga pantai didatangi. Kepada beberapa media, Imran mengaku takjub dengan keindahan alam Subang dan segala potensinya. Lalu muncul beberapa ide pembangunan.
Tapi kepada cluetoday.com, Imran menyesalkan belum adanya perencanaan pembangunan yang terpadu untuk mendorong potensi Subang tersebut. Mengisyaratkan bahwa dirinya akan memperkuat perencanaan pembangunan.
Imran pun berfikir bagaimana orang dari luar kota tidak hanya melewati Subang. Harus berhenti berwisata, berbelanja sehingga mendorong ekonomi Subang.Di bawah Imran, peran asisten daerah sangat diperkuat. Para kepala dinas harus terkoordinasi oleh asisten daerah. Berjenjang ke Sekda baru kemudian ke bupati.
Rumah dinas tidak lagi berfungsi sebagai kantor sebagaimana di era Jimat. Rumah dinas yang dibangun atas kompensasi pembangunan Texmaco itu, jadi tempat istirahat Imran dan keluarganya. Sesekali ada pertemuan terbatas. Kini kantor bupati ditata lebih mewah. Sofa putih dengan paduan cahaya membuat kantor bupati lebih mewah.Kantor bupati itu sudah 5 tahun ditinggalkan Jimat. Kini difungsikan. Kantor itu pernah disegel KPK saat Ojang Sohandi ditangkap. Kini hidup lagi.
Imran pun rajin berkunjung ke kantor dinas dan kecamatan. Sebagaimana layaknya bupati yang baru menjabat. Sebaliknya, cluetoday.com mendengar kabar, masih ada kantor dinas yang belum pernah didatangi Jimat hingga akhir masa jabatannya.
Jimat-Akur sudah pergi. Pemerintahan Subang terus berjalan. Jimat dan Akur di jalan pilihan politik berbeda. Jimat sudah bukan lagi kader PDIP, memilih mendukung Prabowo-Gibran, bukan mendukung Ganjar-Mahfud.
“Ya apalagi Gibran kan anak Pak Jokowi. Saya mendukung Prabowo-Gibran,” kata Jimat saat mengembalikan kartu anggota PDIP ke kantor DPC Subang 27 Januari lalu. Dilanjutkan kampanye akbar Prabowo bersama Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil dan Maruarar Sirait dua hari kemudian.
Selain meninggalkan PDIP, Jimat pun meninggalkan partai yang sudah mengusungnya di awal: PKS, Nasdem. Pengusung Capres Anies Baswedan.Mungkin Jimat berhitung, Prabowo-Gibran akan menang. Kelak di Pilkada 2024 nanti Ia akan diusung partai pengusung pasangan itu: Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN.
Tapi di Subang, Golkar dan PAN punya tokoh kuat yang berpotensi jadi Calon Bupati Subang. Golkar punya Elita Budiarti dan PAN punya Farah Puteri Nahlia. Sedangkan PKB berdiri sendirian, bisa jadi faktor penentu.
Memang Jimat berpeluang diusung Gerindra atau bahkan bisa jadi Ketua Partai Gerindra Subang. Tapi harus berkoalisi dengan partai lain. Siapa?
Tergantung nanti hasil Pileg. Para ketua partai betul-betul mengerahkan segala kemampuannya agar suara partai dan kursi bertambah. PDIP tentu berambisi mempertahankan 10 kursi agar bisa mengusung calon bupati tanpa harus koalisi. Politisi senior Narca Sukanda mulai digadang-gadang. “Kami tidak pernah merasa kehilangan Jimat, karena bukan kader asli PDIP,” kata politisi PDIP, Edi Syafran.
Pengusung utama Jimat, Partai Nasdem belum terdengar bereaksi. Ketua Nasdem, Eep Hidayat tengah fokus Pileg. Jimat tidak pernah disebut sebagai faktor kesuksesan Nasdem. Sebagaimana PSI, Golkar dan Gerindra sering memuji kinerja Jokowi. Mungkin ada efek elektoral yang menguntungkan partai.
Begitulah beda politik lokal dan nasional.
Perlahan, nama Jimat sudah jarang diperbincangkan. Tidak ada akun media sosial yang ia gunakan untuk menyapa warga Subang yang sudah memilihnya.
Apakah Jimat akan diusung kembali di Pilkada 2024? (clue)