Subang Siap Bertransformasi Sebagai Kota Industri Berbasis Hi – Technology

SUBANG – Subang tak bisa lagi dipandang dengan cara yang lama. Kawasan Subang Smartpolitan, Rebana Technopolis (PTPN Regional I), Grand Rebana serta Pelabuhan Patimban menjadi pilar – pilar pertumbuhan ekonomi modern yang menandakan bahwa Subang siap bertransformasi.

Dari tujuh kota yang tergabung dalam pengembangan Kawasan Rebana, Subang dan Majalengka menjadi dua kota yang telah siap disosialisasikan menjadi modern smart city.

Diungkap oleh Pj Bupati Subang, Dr. Imran dalam Focus Group Discussion (FGD) Peluncuran Kota Industri Baru, pengembangan daerah tersebut bahkan telah didukung oleh Peraturan Presiden No. 87 tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan yang ditandatangani Presiden Jokowi.

Turunnya Perpres tersebut menguatkan Peraturan Gubernur No. 84 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Pengembangan Rancangan Metropolitan Cirebon – Patimban – Kertajati.

Peraturan yang menjadi gerbong terbukanya ekonomi dunia tersebut ditangkap baik oleh pemerintah Kabupaten Subang sebagai potensi investasi jangka Panjang. Pemkab Subang menerbitkan peraturan daerah No 1 Tahun 2023 tentang Kemudahan Investasi di Daerah Kabupaten Subang.

“Jadi aturan terkait Rebana ini sudah ada,” kata Imran di Ruang Rapat Bupati II pada Selasa (27/8/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Imran menjelaskan berbagai potensi Kabupaten Subang yang dapat dikembangkan termasuk dengan peluang serapan tenaga kerja dalam menghadapi bonus demografi 2030 mendatang.

Dengan daya dukung yang kuat tersebut, pembangunan Kawasan modern yang futuristic akan tercipta dengan kolaborasi dari seluruh Kawasan industri sebagai motor penggerak.

Dewasa ini, Kepala Badan Pengembangan (BP) Rebana, Bernardus Djonoputro menyebutkan bahwa koridor ekonomi lama yaitu Bekasi, CIkarang dan Karawang mulai mengalami kemerosotan dan menjadi berat.

Daya saing, biaya operasional dan terjadinya peningkatan jumlah penduduk menurunkan kualitasnya. Akibatnya pemukiman kumuh mulai menjamur karena tak dapat memenuhi pemerataan dan pabrik – pabrik mulai dipindahkan ke daerah dengan biaya yang relative lebih rendah.

Kawasan Rebana tak mengambil margin pesaing nasional, Bernardus menyebutkan Rebana siap tampil membuka persaingan Internasional dengan peluang yang lebih besar. Apalagi, Prefektur Nagasaki telah menyatakan untuk bekerja sama.

Melalui Pelabuhan intenasional Patimban, Bandara Internasional Kertajati dan dukungan jalur darat tol Cipali Subang, perputaran ekonomi akan berjalan dengan baik. Dengan luas lahan 450 hektar, Bernardi menyebut akan membangun 13 kota baru berbasis industri.

“Akan ada 13 kota baru berbasis industri dengan 10 juta penghuni yang memiliki Kawasan layak huni,” terang Bernardus.

Ke – 13 kota berbasis eco – industry tersebut akan berdiri di lahan seluas 43,913 Hektar.

Para pimpinan Kawasan industri yang ikut hadir dalam FGD tersebut mengungkap mega proyek industri di kota modern akan membutuhkan banyak peluang tenaga kerja. Mereka menyadari, serapan tenaga kerja harus berasal dari putra daerah. Namun, basis hi – technology haruslah diimbangi dengan kompetensi yang mumpuni.

Grace Oktalian, Direktur PT Suryacipta menyebutkan, Subang telah memiliki instansi Pendidikan formal yang telah mumpuni, salah satunya Politeknik Negeri Subang. Dengan industri manufaktur yang canggih, perguruan tinggi akan sangat menunjang kompetensi Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan industri di masa depan.(Sin/Clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *