SUBANG – Liga 2 Indonesia 2025-2026 siap berlangsung pada September ini. Seluruh klub sepak bola liga 2 sudah mulai sibuk mempersiapakan segala hal. Mulai dari pemain hingga sarana dan pra-sarana yang akan dibutuhkan.
Melansir dari akun Instagram Liga2match, musim kali ini akan menggunakan format baru yang membuat setiap klub memainkan jumlah laga yang lebih banyak.
“Kompetisi Liga 2-2025/26 akan memakai format baru. Setiap klub bakal memainkan jumlah laga yang lebih banyak. Durasi kompetisi lebih panjang. Penentuan klub juara, promosi, dan degradasi lebih simple dan sederhana,” demikian pernyataannya.
Tahun lalu di waktu yang sama, Subang juga mengalami euphoria serupa. Tim bisnis dari Persikas Subang mulai bergerilya melakukan usaha – usahanya untuk menyokong finansal perusahaan. Begitu pula tim dan para pemain yang sudah mulai banyak berlatih dan melakukan fun match.
Namun, tahun ini sangat berbeda. Perjalanan klub kebanggasaan Kabupaten Subang yang secara massif merangkak naik dari level liga 3 menuju liga 2 harus sirna usai mempertahankan posisinya di babak degradasi musim lalu.
Dan cerita penuh perjuangan pun berhenti di sana. Begitu pula akun Instagram official Persikas yang mengumumkan “We Are Stay Liga 2” menjadi yang terakhir kalinya.
Manajemen Persikas Bungkam Hingga Akhir
Tanpa melakukan konferensi pers, manajemen diketahui telah menjual lisesi liga 2 kepada Sumsel United. Hal itu juga terkonfirmasi dalam Kongres Biasa PSSI pada Rabu (4/6/2025) lalu di Jakarta.
Para supporter yang menamai diri sebagai suporter Ultras pun kehilangan asa. Tak mendapat respon manajemen dan Bupati Subang, beberapa remaja yang merupakan pendukung klub lokal ini melakukan sedikit usaha pengaduan kepada Gubernur Jawa Barat. Namun, poster pengaduan persikas diutarakan dalam acara yang kurang tepat. Yaitu dalam kegiatan “Nganjang Ka Warga”.
Dedi Mulyadi yang tak berkenan pun meluapkan emosinya. Beberapa remaja bahkan sempat ditahan aparat karena hal tersebut, meski pada akhirnya dibebaskan.
Publik terpecah. Supporter pun menyayangkan sikap Dedi Mulyadi yang membandingkan hoby dan kemiskinan. Pun suara serupa terdengar dari Bupati Subang. Gubernur Jawa Barat dan Bupati Subang satu suara. Hingga saat ini, tak ada pernyataan resmi dari manajemen.
“Terkait di acara semalam, ya sangat disayangkan. Kita pahami mungkin itu bahasa hati dari anak-anak Ultras yang termakan rumor yang sedang berkembang dan mengharapkan adanya solusi dari gubernur (Jabar) atau bupati (Subang) terkait rencana akuisisi tersebut. Tapi ya momennya kurang tepat sehingga terjadi hal yang membuat gubernur (Dedi Mulyadi) marah,” ujar Sekjen Super Sub Persikas, Awih.
Akhirnya supporter menyerah. media teralihkan, Persikas pun terlupakan.(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/persikas-subang-resmi-diakuisis-sumsel-united-dalam-kongres-biasa-pssi/