SUBANG – Beberapa minggu terakhir, Subang mengalami kenaikan beberapa bahan – bahan pokok seperti beras dan cabai merah. Pada bulan Juli ini, harga cabai merah di Subang bisa mencapai Rp 50 ribu perkilo.
Menanggapi hal itu, pj Bupati Subang, Dr. Imran melakukan briefing bersama para kepala OPD, Camat se – Kabupaten Subang dan para Kabag di lingkup pemda.
Sebelum melaksanakan briefing, Pj. Bupati Subang beserta jajaran mengikuti bersama Rakor Inflasi yang secara rutin digelar oleh Kementerian Dalam Negeri.
“Mengkhawatirkan bagi saya, terutama ini terkait dengan beras. Saya sudah berulang kali saya sampaikan, kita ini daerah penghasil beras, tetapi berasnya mau beras premium, mau beras medium itu terus naik, padahal langkah-langkah sudah terus saya sampaikan kepada teman-teman semuanya,” katanya Senin (29/7/2024).
Imran meminta kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk aktif memonitor harga di pasar, sehingga harga bahan kebutuhan tetap stabil dan inflasi tidak terjadi.
Selanjutnya, ia menginstruksikan untuk menetapkan sasaran produk, sehingga intervensi tepat sasaran.
“Saya minta tim TPID ini aktif memonitor pergerakan kenaikan harga ini, jadi tolong ya kegiatan-kegiatan yang sifatnya itu pasar murah, bazar, ataupun kegiatan lain untuk mendukung inflasi itu perlu dilihat dulu itu sasarannya apa, khususnya itu sasaran produknya jangan sampai produk yang justru harganya itu biasa saja di intervensi, sedangkan harga-harga yang mengalami kenaikan itu justru itu kita tidak intervensi,” ucap dia.
Terkait mahalnya harga komoditas beras dan komponen lainnya, berbagai masalah pertanian yang bermunculan seperti hama menjadi salah satu penyebab sulitnya penanganan komprehensif. Hal itu disebabkan oleh masa tanam yang tidak serentak.
Dalam penanganan inflasi ini, penting bagi masyarakat Subang untuk melakukan gerakan tanam dan gerakan ternak.
Menurutnya, jika hal tersebut dijalankan dengan baik, maka kenaikan harga bahan pokok yang sering digunakan dalam rumah tangga tidak akan terjadi.
“Dari awal coba ini kita aktifkan gerakan tanam di tingkat keluarga dan gerakan ternak di tingkat keluarga sehingga permasalahan-permasalahan tidak berulang terjadi,” kata dia.
Demi penanganan yang masif, Imran menginstruksikan kepada seluruh jajaran yang hadir untuk dapat mensosialisasikan hemat bahan pokok kepada masyarakat.
“Tolong Itu diajarkan kepada warga masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan bahan pokok, ini juga kadang-kadang kita teledor itu, contoh ya di rumah tangga aja kadang-kadang Nasi kita buang-buang padahal itu beras lagi naik, tolong disosialisasikan,” tutup Imran.(Adv/clue)