Trump Jabat Tangan, Janji Saling Pahami ke Depan

Sumber foto: detiknews

BUSAN — Presiden China Xi Jinping dan mantan Presiden AS Donald Trump akhirnya bertemu langsung di Bandara Gimhae, Busan, Korea Selatan.

Pertemuan itu menarik perhatian global karena menandai upaya baru meredakan ketegangan dua kekuatan besar dunia.

Kedua pemimpin sepakat memperkuat komunikasi dan kerja sama strategis. Mereka menekankan pentingnya pemahaman timbal balik demi kestabilan ekonomi dan keamanan global.

Dalam sambutan pembukaan, Xi melalui penerjemah menyampaikan pandangan diplomatisnya.

“Kami berbeda kondisi nasional, wajar jika tidak selalu sejalan, tetapi kapal hubungan China-AS harus tetap melaju ke arah benar,” ujar Xi.

Trump menanggapi dengan nada optimistis dan menyebut pertemuan ini sebagai “12 dari skala nol sampai 10.” Ia juga memuji Xi sebagai “pemimpin luar biasa” dan menilai hubungan keduanya kini lebih terbuka.

Keduanya membahas rencana memperkuat kerja sama di sektor ekonomi, perdagangan, energi, dan hubungan antar-masyarakat.

Mereka juga sepakat memperluas dialog agar tidak terjadi kesalahpahaman strategis.

Pertemuan Pemimpin Dunia di KTT APEC Berlangsung Hangat dan Penuh Makna

Sumber foto: assets3.cbsnewsstatic.com

Pertemuan berlangsung di sela rangkaian KTT APEC 2025 di Busan selama hampir dua jam. Suasana hangat namun formal mewarnai pertemuan pertama mereka setelah beberapa tahun ketegangan diplomatik.

Xi menyampaikan bahwa ekonomi China tumbuh 5,2% pada tiga kuartal pertama tahun ini. Ia juga mencatat peningkatan ekspor-impor barang hingga 4% sebagai bukti stabilitas ekonomi negaranya.

Kedua pemimpin tak membahas isu sensitif seperti Taiwan atau keamanan teknologi secara mendalam. Fokus mereka tetap pada kerja sama pragmatis yang bisa membawa manfaat ekonomi nyata bagi kedua negara.

Pertemuan ini bukan sekadar simbol jabat tangan, tetapi sinyal kuat untuk mendinginkan hubungan yang sempat memanas. Banyak pihak menilai langkah ini membuka ruang bagi stabilitas global yang lebih baik.

Bagi China, dialog dengan AS berarti menjaga stabilitas ekonomi dan posisi geopolitik. Sementara bagi AS, terutama di bawah kepemimpinan Trump yang kembali aktif, ini menjadi langkah baru dalam strategi perdagangan.

Bagi dunia, khususnya negara berkembang dan mitra dagang, pertemuan ini memberi harapan baru. Kolaborasi dua raksasa ekonomi bisa memperkuat rantai pasokan, energi, dan keamanan internasional.

Meski atmosfer positif terasa, pengamat menilai tantangan tetap besar. Isu teknologi, keamanan regional, dan hak sipil masih membutuhkan perundingan panjang serta komitmen nyata dari kedua belah pihak.

Xi menegaskan bahwa “dialog lebih baik daripada konfrontasi.” Pernyataan itu menutup pertemuan dengan pesan damai.

Indonesia pun bisa melihat peluang kerja sama trilateral dan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat diplomasi kawasan. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *