TOKYO — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menarik perhatian dunia. Dalam upacara penyambutan di Istana Akasaka, Tokyo, ia meninggalkan barisan kehormatan sebelum acara selesai.
Trump tiba bersama Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pukul 10.00 waktu setempat. Keduanya menerima penghormatan militer dan lagu kebangsaan dua negara.
Namun saat prosesi masih berlangsung, Trump berjalan ke arah staf delegasi Amerika di sisi kiri lapangan. Takaichi tetap berdiri dan melanjutkan acara sesuai protokol.
Beberapa media Jepang seperti NHK dan Asahi Shimbun menyorot momen itu dari berbagai sudut kamera. Staf keamanan tampak berkoordinasi cepat setelah Trump bergerak meninggalkan posisinya.
“Belum jelas apakah tindakan itu disengaja atau akibat salah paham protokol,” ujar Yuki Matsumoto, analis kebijakan luar negeri Tokyo Foundation for Policy Research.
Ia menilai momen kecil dalam upacara kenegaraan bisa berdampak besar pada citra diplomatik.
“Setiap gestur pemimpin membawa pesan politik. Jika tidak dijelaskan, publik bisa menilai secara negatif,” kata Matsumoto kepada NHK World.
Agenda kenegaraan berlanjut sesuai jadwal. Setelah upacara, Trump dan Takaichi menggelar pertemuan bilateral di Istana Akasaka.
Mereka menandatangani nota kesepahaman mineral langka senilai lebih dari US$6 miliar. Kesepakatan itu memperkuat rantai pasok teknologi global.
Gedung Putih menjelaskan bahwa Trump meninggalkan lokasi sesuai rencana staf protokol.
Juru bicara Pemerintah Jepang, Hiroshi Okada, menegaskan hubungan kedua negara tetap kuat dan saling menghormati.
Michael J. Green, pakar hubungan AS–Asia dari United States Studies Centre Australia, menilai kejadian itu bukan masalah besar.
“Trump selalu spontan. Jepang lebih fokus pada hasil konkret kunjungan ini,” ujarnya kepada Reuters.
Kunjungan Trump ke Tokyo menjadi bagian dari tur Asia yang juga mencakup Korea Selatan dan Singapura.
Agenda utama lawatan tersebut menitikberatkan kerja sama ekonomi dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik. (clue)