Tungku Api 200 Triliun

Jika tanpa ada komitmen kuat dari Partai Komunis Vietnam, rasanya skandal ini tidak akan terkuak. Skandal mega korupsi Saigon Commercial Bank (SCB). Kerugiannya lebih dari 1 kuadtriliun Dong (mata uang Vietnam), setara 12 miliar dolar atau hampir Rp200 triliun.

Terungkap sejak Oktober tahun 2023 lalu. Secara resmi diumumkan oleh Kementerian Keamanan Publik Vietnam sebulan kemudian.

Siapa yang menguras uang SCB? Terjawab setelah polisi menangkap seorang perempuan. Tidak asing. Dialah miliarder pengusaha properti ternama Vietnam Truong My Lan pada Desember 2023.

Tidak sendirian, polisi menahan 85 tersangka lainnya.  Petinggi SCB hingga pejabat pemerintahan. Dari para tersangka itu, kabarnya ada pula yang bunuh diri. Termasuk My Lan menyatakan ingin bunuh diri. Berita ini pun menyebar cepat ke berbagai penjuru dunia.

Pengungkapan skandal ini sekaligus pembuktian Nguyen Phu Trong, Sekjen Partai Komunis Vietnam atas komitmennya memberantas korupsi. Ia dengan lantang menyerukan gerakan anti korupsi yang ia sebut ‘Dot Lo” bermakna “Tungku Api pembakaran” sejak tahun 2016 lalu.

Ribuan kasus korupsi diungkap tanpa ampun. Truong meminta agar pejabat korup mengundurkan diri. Jika tidak, akan dihukum berat. Kasus SCB menjadi puncaknya. Tok! Pada Jumat 4 April 2024, pengadilan memvonis My Lan (56) dengan hukuman mati.

“Dampaknya sangat besar dan mengikis kepercayaan rakyat terhadap partai (komunis)….” demikian kutipan pernyataan hakim saat membacakan vonis di pengadilan.

Inilah vonis mati pertama bagi pelaku korupsi di negeri Vietnam. Sebanyak 85 terdakwa lainnya menerima vonis beragam.

Suami My Lan, Eric Chu divonis 10 tahun penjara. Bersalah atas pencairan 73 pinjaman dan jaminan fiktif gedung Times Squere di pusat ibu kota. Dalam persidangan, ia pun mengaku menyesal membiarkan istrinya menjalankan bisnis perbankan sendirian. Sehingga kini menghadapi hukuman berat.

Eric berharap istrinya bisa kembali ke keluarga. “Ini bagaikan mimpi buruk bagi keluarga kami, saya merasa bersalah membiarkan istri saya sendirian,” kata Eric di hadapan hakim.

Selain suami, keponakan My Lan, Truong Hue Van juga terlibat. Ia menduduki jabatan CEO PT. Van Thinh Phat milik My Lan. Berperan membantu pencairan uang dari SCB. Truong Hue divonis 18 tahun penjara.

Di hadapan hakim, Hue Van mengatakan telah mendapat pengalaman berharga selama ditahan. Ia berjanji selepas menjalani hukuman akan melakukan banyak hal kebaikan untuk masyarakat.

Skandal ini juga melibatkan pejabat BI-nya Vietnam atau Central Bank of Vietnam. Mereka berperan menyamarkan, merekayasa laporan keuangan SCB seolah tidak ada masalah dan menyetujui pinjaman-pinjaman fiktif.

Peran itu dilakukan Do Thi Nhan. Selama berkongsi dengan My Lan, telah menerima uang suap sekitar Rp82 miliar dari petinggi SCB. “Akibat kesalahan dan sikap pengecut, saya sudah kehilangan segalanya. Saya malu atas perbuatan saya ini,” katanya di persidangan.

Akibat perbuatan tersebut, hakim memvonis Thi Nhan penjara seumur hidup. Jaksa bahkan menyebut Thi Nhan melakukan trik yang rumit atau ‘subtle trick’ untuk memanipulasi laporan keuangan SCB.

Aksi petinggi Bank Central Vietnam tidak sendirian. Kepala Deputi Inspektur Bank Vietnam Nguyen Van Hung juga terlibat. Ia juga menerima suap sekitar Rp6,4 miliar. Pengadilan memberikan vonis 12 tahun penjara.

Ringkasnya, pengadilan menuntut My Lan dan para terdakwa lainnya atas kejahatan tiga hal yang terjadi secara TSM. Yaitu penyalahgunaan peraturan perbankan, kredit fiktif dan penyuapan.

Dalam hitungan jaksa penuntut umum (JPU), My Lan dan kroninya telah beroperasi “merampok” SCB dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2012 hingga 2022.

My Lan melalui berbagai perusahaan fiktifnya diduga telah menerima 2.500 pencairan ajuan pinjaman fiktif. Jumlah itu setara 93 persen jumlah pinjaman dalam periode waktu 10 tahun. Pantas saja, kerugiannya fantastis.

Bagaimana reaksi My Lan menghadapi vonis mati?

Ia tidak menyangkal telah melakukan kejahatan TSM tersebut. Tapi ia berharap dimaklumi dan tidak disebut sebagai master mind kejahatan. Apa yang ia lakukan tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuannya menjalankan bisnis perbankan.

“Pengetahuan saya tentang peraturan perbankan terbatas. Akhirnya terjerumus ke jalan yang salah dalam restrukturisasi SCB,” kata My Lan.

Padahal, My Lan di tahun 2012 lalu dianggap pahlawan oleh pemerintah. Kehebatannya dalam bisnis properti menjadikannya kian tenar dan berpengaruh. Ia kemudian mendirikan bank.

Saat itulah pemerintah meminta My Lan untuk memerger dua bank milik pemerintah yang sedang sakit. Jadilah wajah baru Saigon Commercial Bank (SCB). Statusnya joint stock. Berbeda dengan perseroan terbatas (PT).

Menurut mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, status joint stock  tidak lagi diterapkan di negara modern. Termasuk Indonesia. Menandakan sistem ekonomi korporasi Vietnam belum modern. Ciri join stock saham dimiliki banyak orang, dicatatkan di bursa saham dan diperjualbelikan.

Tapi, kekayaan pemegang saham yang tidak dicatatkan di perusahaan bisa disita bank. Kewenangan pemegang saham tidak terbatas. Berbeda dengan pemegang saham di Perseroan Terbatas (PT).

Para terdakwa kasus SCB memang sudah diadili. Tapi belum ada kejelasan bagaimana nasib nasabah yang menyimpan uang di SCB. Hari-hari di depan pengadilan selalu dipadati para nasabah korban skandal SCB.

Banyak di antara mereka merupakan pensiunan. Berharap masa tua bisa menikmati simpanan uang di SCB. Tapi kini hanya bisa menangis, membentangkan spanduk kecaman ke SCB. Berharap keadilan dari pemerintah. Sambil dihinggapi rasa takut. Di negara komunis, unjuk rasa adalah hal yang ganjil. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *