BOGOR – Suasana haru menyelimuti Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Minggu pagi (7/9/2025). Peringatan Maulid Nabi yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan justru berubah menjadi duka mendalam, setelah bangunan majelis taklim Asohibiyah tiba-tiba ambruk.
Sedikitnya empat orang meninggal dunia, sementara lebih dari 80 jamaah lainnya mengalami luka-luka.
Tragedi itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, saat lebih dari 150 jamaah, yang mayoritas ibu-ibu sedang mengikuti pengajian rutin. Tanpa diduga, teras bangunan dua lantai yang berdiri di atas tebing tak mampu menahan beban. Dalam hitungan detik, bagian bangunan ambruk dan menimpa jamaah yang berada di bawahnya.
“Semua korban sudah berhasil dievakuasi. Hingga siang ini tercatat empat orang meninggal dunia,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M. Adam Nugraha, dalam keterangannya.
Keempat korban jiwa yang meninggal dunia adalah Irni Susanti, Ulan, Nurhayati, dan Yuli. Mereka sempat mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit berbeda, namun nyawa mereka tak tertolong. Sementara itu, para korban luka tersebar di berbagai rumah sakit di Bogor, mulai dari RSUD Kota Bogor, RS PMI, RS Medika Dramaga, hingga RS UMMI.
Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, mengungkapkan pihaknya menerima 40 pasien dari insiden ini.
“Sebanyak 14 orang masih dalam perawatan, tiga di antaranya mengalami luka berat. Bahkan satu anak perempuan berusia dua tahun harus dirawat intensif di ICU karena mengalami cedera kepala berat,” jelasnya.
Korban Terus Bertambah
Jumlah korban luka yang ditangani di berbagai fasilitas kesehatan terus bertambah. Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut total korban luka-luka lebih dari 80 orang.
“Kami turut berduka cita atas tragedi ini. Pemerintah daerah akan memberikan bantuan dan memastikan seluruh korban mendapat penanganan terbaik,” kata Rudy saat meninjau lokasi.
Tragedi ini juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyempatkan diri menjenguk korban di RSUD Kota Bogor. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang.
“Ini pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya soal keamanan dan kelayakan bangunan tempat ibadah,” ujarnya.
Hingga kini, aparat kepolisian bersama tim gabungan masih menyelidiki penyebab pasti ambruknya bangunan majelis taklim tersebut. Dugaan sementara, faktor overkapasitas dan kondisi konstruksi yang tidak kuat menjadi pemicu utama runtuhnya bangunan.
Duka mendalam masih terasa di Ciomas. Warga setempat menuturkan bahwa majelis taklim itu menjadi tempat favorit masyarakat sekitar untuk mengaji dan mengadakan peringatan hari besar Islam. Kini, puing-puing bangunan yang tersisa menjadi saksi bisu peristiwa kelam yang merenggut nyawa para jamaah. (clue)
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==