SUBANG – Kasus perundungan pelajar SMPN 6 Subang menjadi viral di kalangan pelajar setelah video kejadian tersebut tersebar luas. Video yang diduga melibatkan seorang siswa SMPN 6 Subang menjadi sorotan publik.
Dalam video tersebut, terlihat seorang anak laki-laki menjadi korban perundungan oleh tiga teman sekelasnya. Aksi perundungan tersebut terekam dalam video yang menunjukkan korban didorong bahkan dicekik oleh salah satu pelaku.
Tidak hanya satu video, terdapat beberapa video yang beredar terkait kasus perundungan ini. Pada video lainnya, korban terlihat merintih kesakitan seolah-olah telah dipukuli.
Menurut orang tua korban, anak mereka sering pulang dengan suasana hati yang suram dan terlihat sering berdiam diri. Orang tua korban juga mencurigai hal ini karena anak mereka sering memegangi perut dan tangan seolah-olah sedang merasakan sakit. Namun, anak tersebut enggan memberi tahu apa pun kepada orang tuanya mengenai masalah yang dialaminya.
Selain menahan rasa sakit, orang tua korban juga mengungkapkan bahwa anak mereka telah menjadi korban perundungan. Anak mereka dipukuli oleh beberapa teman sekelasnya, dan hal ini telah berdampak traumatis bagi anak mereka sehingga anak tersebut enggan bergaul dengan teman-temannya.
Orang tua korban baru mengetahui video perundungan anak mereka tiga hari yang lalu melalui seorang teman anak mereka. Teman tersebut menanyakan apakah orang tua korban mengetahui video yang beredar di media sosial terkait perundungan yang menimpa anak mereka.
“Saya mengetahui video tersebut dari teman anak saya. Anak itu spontan berkata, ‘Om, punya enggak video saat anak Om dipukuli?’ Lalu saya menjawab bahwa saya tidak memiliki videonya. Kemudian anak itu bilang, ‘Kalau Om mau, nanti saya ambil dari si Rizki.’ Setelah itu, anak tersebut mengirimkan video ke saya. Ada dua video, bahkan katanya ada dua video lagi saat dia dipukuli. Akibat kejadian ini, anak saya menjadi pendiam dan selalu merasakan sakit di perut dan tangan saat pulang sekolah,” ujar Edi Sukirman (38), orang tua korban.
Setelah mengetahui video tersebut, Edi beserta istri mendatangi sekolah dan meminta agar sekolah lebih mengawasi dan memberikan bimbingan kepada murid-muridnya agar tidak terjadi tindakan perundungan.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Subang Bidang Kesiswaan menyatakan bahwa kasus perundungan tersebut terjadi pada bulan Oktober tahun lalu. Pihak sekolah juga telah berupaya mendamaikan para pelajar yang terlibat, namun tidak menghubungi orang tua korban.
Edi juga mengungkapkan harapannya agar kejadian ini tidak terulang pada orang lain. “Cukup anak saya saja yang menjadi korban. Saya tidak melapor ke polisi bukan karena takut, tetapi saya ingin ada ketegasan dari sekolah dan pembinaan terhadap para pelaku,” ujar Edi.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, melibatkan para murid, guru BP, dan melakukan pembinaan kepada siswa terkait. Kami juga membahas bagaimana sikap yang seharusnya dimiliki siswa tersebut ke depannya. Kami juga telah menangani masalah ini secara psikologis dan mereka tidak akan mengulanginya lagi. Sementara di SMP Negeri 6, terdapat sanksi mulai dari SP 1, SP 2, hingga SP 3 yang akan diberlakukan,” tegas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 6 Subang Ucu